Cara memeriahkan bulan Ramadhan salah satunya adalah dengan mengajak anak untuk berlatih berpuasa.
Sebelum mengajari anak puasa, sebaiknya beri pengertian kepada anak terlebih dahulu apa itu puasa dan mengapa mereka perlu menjalankannya tiap tahun. Dengan begitu anak mengerti kenapa ia harus melakukan sesuatu atau paling tidak anak memiliki landasan pengetahuan dasar dari orang tuanya.Â
Berpuasa hakikatnya adalah menahan diri.  Menahan diri untuk tidak makan dan minum dalam rentang waktu yang ditentukan. Menahan diri ini  merupakan salah satu latihan mental yang penting untuk membentuk anak menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah menyerah dan selalu optimis.
Berpuasa dalam konteks anak usia dini, tahapannya tentu tidak seperti puasa untuk orang yang sudah mengalami baligh. Kegiatan puasa untuk anak sebatas pengenalan awal agar mereka mengetahui kegiatan rutin di bulan Ramadhan. Jika anak sudah mulai kenal dan mulai mencobanya, setelah itu anak mungkin akan lebih mudah untuk mengikuti ibadah puasa.
Julukan sebagai peniru yang ulung bagi anak usia dini akan semakin terlihat dalam praktik ini. Maka dari itu, lingkungan sekitar utamanya keluarga perlu bahkan harus selalu menggiring anak menuju perilaku baik dengan memberi contoh perilaku yang nyata dalam keseharian anak.
Mengajari anak berpuasa adalah pembelajaran penting agar anak bisa menahan godaan dan rasa lapar. Demikian disampaikan Dr.Waleed Abd EL-Hamid Hassan, dokter anak spesialis gizi dari Abo Elrish Children's Hospital.Â
Beliau menambahkan, perlu diperhatikan beberapa hal sebelum mengajak anak puasa, salah satunya adalah kesehatan anak. "Anak-anak diharuskan berpuasa saat memasuki usia pubertas. Jika ingin mengajari anak puasa sebelum usia pubertas, harus diperhatikan kesehatan, gizi, dan sikap anak," kata Hassan, dilansir Cairo West Publications.Â
Berpuasa memang memberi dampak positif bagi perkembangan fisik dan mental anak. Beberapa ahli meyakini puasa meningkatkan hormon pertumbuhan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh.Â
Dilansir dari laman parenting.co.id, secara psikologis anak yang berpuasa memiliki pola hidup lebih disiplin, sabar, mau berbagi dan mengendalikan diri. Berpuasa juga dapat menjadi sarana pembentukan kepribadian dari anak bercirikan: disiplin, jujur, sabar, mencintai dan kasih sayang kepada sesamanya. Senantiasa menjaga lisan, dapat membentuk pribadi shaleh secara individu maupun sosial. Semakin terlihat kan, betapa pentingnya mengajarkan puasa pada anak sejak dini?
Namun, yang perlu digarisbawahi disini adalah. Orang tua harus paham bila anak memiliki kemampuan yang terbatas. Orang tua seharusnya tidak terlalu memaksakan anak untuk  berpuasa. Berdasarkan laman Pediatrica Gadjah Mada, orang tua boleh memperkenalkan puasa kepada anak saat memasuki usia empat tahun. Hal tersebut berlandaskan berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang mulai mengalami kondisi yang optimal.
Dalam Islam, anak diajarkan mulai beribadah sejak usia 6 atau 7 tahun. Akan tetapi, yang diperlu diingat orang tua adalah jangan sampai memaksa anak untuk berpuasa. Sebagai orang tua, untuk mengajarkan anak berpuasa dapat dilakukan dengan mencoba setengah hari berpuasa. Misalnya anak puasa kemudian jam 12 sudah lapar, jangan sampai memaksa anak untuk meneruskan puasanya. Karena, bila anak dipaksa justru akan terjadi hal-hal negatif yang tidak diinginkn orang tua. Bisa jadi anak berbohong tentang puasanya dengan mencuri-curi makanan tanpa sepengetahuan orang lain.