Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cemas yang Berujung Melemahkan

15 Februari 2019   07:13 Diperbarui: 15 Februari 2019   14:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh istocks

Menjadi orang tua tentu sangat wajar jika memiliki perhatian khusus terhadap tumbuh kembang anaknya. Biasanya, kekhawatian itu justru semakin mengganggu anak keika tindakan yang dilakukan orang tua terlalu berlebihan. 

Hal tersebut mungki dilakukan agar masalah yang dihadapi anak segera usai. Namun, justru hal seperti itulah yang menjadikan anak tidak memiliki ruang untuk memikirkan jalan keluarnya sendiri. Akibatnya, anak akan mudah mencemaskan keadaan. Bila menemui dirinya dalam permasalahan yang cukup kompleks.

Penelitian oleh Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology memaparkan mengenai gangguan cemas pada anak yang bersifat kronik aan bertahan hingga dewasa. Dalam istlah pengasuhan, kita mengenalnya denga nama Helicopter parenting. 

Sebuah tindakan pengasuhan yang selalu ingin melindungi anaknya dari berbagai masalah. Sekilas memang terlihat sepele, namun dampak penerapan ola asuh ini cukup rumit. Pasalnya, jika orang tua tidak segera memberhentikan tindakan tersebut. Anak akan mengalami kesulitan yang signifikan.

Beberapa perilaku anak yang mencerminkan dampak pola asuh Helicopter Parenting adalah sebagai berikut

Takut menyampaikan gagasan

Anak sulit bergaul

Tidak mandiri

Rasa Percaya dirinya turun

Lalu, bagaimana jika cara mendidik anak ini terlanjur  diterapkan dalam kehidupan ehari hari, adakah cara yang dapat menanggulangi atau setidaknya menumbuhkan kembali hawa percaya diri bagi si anak.

Tentulah ada, asal orang tua selalu berupaya untuk tidak lagi membantu memecahkan masalah anak. Orang tua berupaya untuk perlahan lahan membiarkan anak menentukan pilihannya sendiri. Setidaknya dengan begitu ia akan merasa nyaman. Orang tua juga sudah tidak perlu repot untuk memposisikan anak bak ratu atau raja yang setiap keinginannya harus dipenuhi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun