Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menghitung Hari

15 April 2018   00:31 Diperbarui: 15 April 2018   00:56 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lembar hitungan hari dibelakang pintu semakin hari semakin tipis kertasnya

Bersamaan dengan semakin nampaknya naluri sebagai manusia dalam diri kita

Rasanya belum puas


Kesempatan satu tahun hidup bersama nyatanya masih kurang

Jika boleh menambah porsi layaknya sebuah makanan enak disebuah restoran

Sudah pasti aku pribadi akan memesannya lagi dan lagi

Satu tahun yang sebenarnya memang tidak utuh ini sungguh menyisakan sebuah luka tanpa darah

Mulai fajar muncul hingga kembali ke peraduannya

Kita terlalu mengerti satu sama lain bukan

Mungkin juga terlalu romantis


Bahkan hal yang mungkin tidak akan terlupa adalah ketika salah satu dari kita menjadi pemadam lampu di malam hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun