Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ayah Bunda, Begini Caranya Menanamkan "Nilai Spiritual" Lebih Utama dari "Nilai Rapor" pada Anak

2 Februari 2018   09:33 Diperbarui: 2 Februari 2018   10:23 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi saat Ayah sedang meyakinkan sesuatu terhadap anak oleh Hipwee.com

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki prestasi yang baik dan memuaskan. Ayah dan bunda pasti akan senang bila si buah hati mendapati nilai yag memuaskan dalam mata pelajaran di sekolah. Saat memenuhi undangan pengambilan rapor kemudian dengan membawa keluar buku hasil belajar dengan hati berbangga tersebab nilai yang dimiliki anak sangat indah dipandang mata. 

Sehingga sepulang dirumah Ayah bunda terkadang lupa menanyakan bagaimana perkembangan sosialisasi anak dengan temannya, ataukah sejauh mana dapat berlaku sopan terhadap bapak ibu guru. Dikarenakan sudah terpuaskan dengan persembahan yang bagus dalam prestasi akademis anak.

Masih banyak bukan orang tua yang tersebut seperti opini diatas? Banyak orang tua yang senang dengan prestasi yang dicapai tetapi lupa dengan penanaman spiritual buah hati, yang pada kenyataannya seharusnya lebih diutamakan daripada nilai rapor. masih ditemui siswa yang menghalalkan berbagai cara agar mendapatkan peringkat di kelas. Seperti dengan menyontek saat ualangan, sampai menyalin tugas dari teman yang dianggap lebih darinya. Dan biasanya hal seperti ini didapati karena kurangnya perhatian dalam segi spiritual seperti kurang sopan dengan guru dan teman, bahkan memiliki perillaku yang menyimpang.

Untuk memiliki sesuatu yang bagus, tentunya hal itu tak bisa didapatkan dengan cepat dan mudah. Semua membutuhkan proses untuk menjadi lebih baik. Proses inilah yang akan menghantarkan anak agar bisa mengutamakan niali spiritual daripada nilai semata. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang bagus anatara Ayah dan bunda seperti dengan melakukan penanaman-penanaman kecil sifat-sifat berikut:

1. Melatih Kejujuran Anak dalam Segala hal

Jujur merupakan salah satu sifat yang dapat dijadikan teladan bagi anak, agar dapat menghindari sifat-sifat tercela seperti berbohong kepada orang lain. hal tersebut jika dibiasakan dengan diarahkan oleh Ayah Bunda pasti anak akan terbiasa dengan kebiasaan baik.

2. Yakinkan bahwa sesuatu yang lebih membutuhkan usaha lebih

Dengan didasari arahan-arahan positif mengenai sebuah proses dalam meraih kesuksesan. Diharapkan Ayah Bunda selalu aktif dan telaten untuk menuntun anak dalam setiap fasenya. Bila hal ini sudah diterapkan dalam keluarga, maka akan lebih mudah lagi bagi anak untuk meniru hingga  menjadi sebuah kebiasaan baik di masa depannya.

3. Tanamkan bahwa 'Nila Spiritual' lebih utama dibanding 'Nilai Rapor'

Masih sering dijumpai saat saya menghadiri undangan pengambilan rapor di sekolah tingkat dasar adik saya. Banyak sekali pertanyaan mengenai nilai yang didapat anak terhadap satu wali murid kepada yang lainnya. Sepertinya hal yang sudah menjadi biasa di kalangan masyarakat kita. Namun, tidakkah hal itu berbahaya jika nilai spiritual kini sudah tergeser dari prioritas Ayah Bunda terhadap buah hati? Pasti tidak ingin kan,anaknya pintar bernilai tinggi di rapor namun kurang dalam sopan santun terhadap guru dan teman sebayanya.

Ayah Bunda, selagi masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki. Kenapa tidak diambil juga? Memang hal itu belum berdampak besar bagi si Anak. Namun, tidakkah Ayah Bunda menginginkan anak yang memiliki nilai spiritual yang lebih didalam kehidupannya. hal tersebutlah yang menjadi nilai positif tidak hanya dalam mata manusia. Melainkan Tuhan Yang MahaKuasa pasti juga akan mengakuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun