Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suka Duka menjadi Anak Rantau

2 Januari 2018   21:59 Diperbarui: 2 Januari 2018   22:05 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup menumpang ditempat orang selalu penuh dengan perjuangan, dan tentunya pengorbanan. Mulai dari jauh dengan kedua orangtua yang memaksakan untuk hidup serba mandiri. Bertemu dengan orang-orang yang benar-benar belum pernah dikenal sebelumnya. Terlebih dari itu semua. Hal-hal tersebut lah yang dapat menjadikan kita untuk semakin menjadi pembelajar yang sesungguhnya.

Saya memang masih tidak begitu jauh jarak dengan rumah asal. Tetapi dalam keseharian saya hidup bersama orang yang baru, bukan lagi orang-orang yang setiap harinya saya lihat disekitaran rumah saya. Sekitar empat tahun dan sampai sekarang saya merasa senang dengan kondisi yang sedang saya jalani. Bukan sedang pencitraan. Tapi sungguh, banyak sekali suka yang telah mewarnai kehidupan rantau saya.

Pulang

Adalah suatu kegiatan yang menjadi mimpi saya setiap minggunya. Apalagi saar kondisi kejiwaan saya sedang tidak sejuk. Pulang menjadi cita-cita terbesar saya kala itu. Mungkin sebagian yang lain juga merasakan hal yang sama dengan saya. Tetapi saya percaya dengan perkataan orang bahwa Rumah, adalah obat dari berbagai macam kerinduan dari dalam dada.

Teman Baru

Mustahil jika hidup di dunia ini hanya seorang diri saja. Pastinya ada seseorang yang baru dalam menghidupkan interaksi sosial dengan kita. Lewat orang-orang baru pastinya kita akan mendapat hal baru pula. Dan dengan mereka pula lah pengetahuan pengetahuan baru mulai bermunculan. Tentunya dengan diimbangi dengan sikap kita yang terbuka dengan lingkungan. Memiliki sifat yang angkuh dan anti sosial saya tidak yakin seseorang dapat menggali temuan baru terhadap lingkungan barunya, makanya kita juga harus tetap aktif dalam mencuri ilmu dari orang - orang hebat disekeliling kita.

Memahami diri sendiri untuk memahami orang lain

Sejatinya setiap manusia di muka bumi ini sudah di paten kan untuk menjadi makhluk sosial. Dimana dalam proses kehidupannya pasti tidak jauh dari interaksi sosial bersama sekitarnya. Dalam menjalin sebuah interaksi, pastinya seseorang membutuhkan komunikasi yang baik. Tentu saja hal itu tidak akan berjalan baik bila seseorang tersebut belum terbiasa menjalin hubungan atau interaksi bersama orang lain. 

Maka dari itu diperlukan adanya pengetahuan terhadap diri sendiri. Maksunya adalah seseorang tersebut agar bisa memahami lawan bicaranya alangkah baiknya bila ia dapat memahami siapa dirinya sesungguhnya. Misalnya mengetahui tentang kelebihan dalam berbicara. Maka orang tersebut dapat menggunakan kelebihan itu untuk mendekati orang yang akan dijadikannya sebagai lawan berinteraksi. Dengan begitu seseorang akan mudah dalam beradaptasi maupun mengerti keadaan orang lain.

Latihan untuk semakin kreatif

Jika merantau untuk melanjutkan studi, kebanyakan dari kita masih mendapat asupan uang dari kedua orangtua. Bagi anak yang meiliki inisiasi untuk senantiasa meringankan beban kedua orang tua-bukan beban sih kan memang itu hak anak- pasti otaknya akan berputar keras untuk memikirkan kira-kira hal apa yang dapat ia jadikab sebagai penambah masukan agar tidak terus-terusan menadahkan tangan kepada kedua orangtua untuk memenuhi isi perutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun