Pernahkah kamu bertemu dengan seorang anak berumur 6 tahun yang sangat suka membaca kamus bahasa? Jika belum, kamu akan berjumpa dengan anak kecil ini dalam buku Di Tanah Lada.
Buku yang ditulis oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabikrie ini dibungkus dengan sangat ciamik melalui sudut pandang orang pertama atau yang akrab dikenal dengan sudut pandang "Aku". Dengan gaya tulisan yang unik, buku ini memang pantas menjadi salah satu juara sayembara dewan kesenian pada tahun 2014.
Bercerita tentang seorang anak kecil bernama Salva, biasa dipanggil Ava. Namun, sang papa memanggilnya Saliva yang berarti ludah karena menurutnya anak kecil itu tidak berguna. Ava sangat gemar membaca kamus bahasa, kamus itu diberikan oleh sang Kakek pada ulang tahun ketiga nya.Â
Ava menggambarkan Papa nya sebagai monster dan juga hantu, sebab sang Papa memiliki karakter pemarah dan seringkali mengamuk kepada semua orang, bahkan kepada istrinya sendiri yang tak lain adalah Mama Ava.
Berawal dari harta warisan yang ditinggalkan oleh sang Kakek yang meninggal secara tiba-tiba. Keluarga kecil Ava pindah ke sebuah rusun kumuh bernama Rusun Nero yang terletak di kota Jakarta, berdekatan dengan kasino yang biasa dipakai untuk berjudi.Â
Ava bertemu dengan anak laki-laki  bernama "P" yang berumur 4 tahun lebih tua dari nya, anak ini kerap membawa gitar di punggungnya. Dimulai dari rusun ini lah, petualangan ava si anak jenius dimulai.
Mengambil konflik anak sebagai korban dari ketidakharmonisan orang tua adalah salah satu tema yang menarik untuk dibaca, sebab peristiwa ini seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan kita.
Karakter Ava sebagai anak berumur 6 tahun yang menceritakan kisah pilu nya dengan gaya bahasa yang unik sukses membuat saya menitikkan air mata. Penyampaian kisahnya pun membuat pembaca nya menjadi betah untuk mengikuti alur dari kisah si anak yang pintar berbahasa ini.Â
Ava kerap kali membawa kamus di dalam ransel nya agar dapat memahami kata-kata baru yang ia dengar sehari-hari, hal itu membuat cara bicara nya menjadi baku untuk anak seumuran diri nya.
Karakter Papa pada buku ini ditonjolkan dengan sifat orang pemarah dan kasar yang membuat Ava menjadi orang yang percaya bahwa semua Papa di dunia ini adalah orang jahat serta karakter Mama ditonjolkan sebagai orang penyayang membuat Ava yakin bahwa semua orang yang memiliki Mama akan bahagia.