Mohon tunggu...
Nadine Putri Ayu Lestari
Nadine Putri Ayu Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - PWK '24

• Mahasiswa aktif Prodi Perencanaan Wilayah & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Jember. • Beginner writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan yang Dihadapi Bondowoso

4 September 2024   13:05 Diperbarui: 4 September 2024   13:08 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di sebelah timur Pulau Jawa, terletak sebuah kota dengan luas 1.560,10 km yang dikenal dengan nama Kabupaten Bondowoso atau julukannya sebagai Kota Tape, lebih spesifik Kabupaten ini terletak di persimpangan jalur dari Kecamatan Besuki dan Kabupaten Situbondo menuju Jember. Fakta uniknya adalah Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalan negara yang menghubungkan antar provinsi yang akhirnya dianggap sebagai kota mati dan satu satunya kabupaten yang tidak memiliki wilayah pesisir laut di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur yang menyebabkan kabupaten Bondowoso sulit berkembang diantara kabupaten lainnya di Jawa Timur.

Memiliki karakteristik ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, sosial, dan budaya lokal. Kota ini juga dikenal sebagai salah satu penghasil kopi unggulan di Indonesia, terutama jenis Arabika yang tumbuh subur di lereng Gunung Ijen dan berbagai tempat wisata yang menarik. Pertanian dan perkebunan menjadi sektor utama yang menopang perekonomian Bondowoso. Kopi Arabika, yang menjadi produk andalan daerah ini, sebanyak 60% kopi arabika di Jawa Timur dihasilkan dari pegunugan Ijen yang membuat Bondowoso menjadi  sentra produksi Kopi Arabika terluas di Jawa Timur, tumbuh di ketinggian antara 1.100 hingga 1.550 meter di atas permukaan laut, dengan iklim dan tanah vulkanik yang sangat ideal untuk perkembangannya. Kualitas kopi yang dihasilkan dengan ciri khas rasanya yang menyebabkan kopi arabika memiliki daya jual dan sudah diakui di pasar internasional. Kawasan Ijen, yang merupakan salah satu wilayah penghasil kopi, telah menarik perhatian banyak eksportir dan menjadi sumber mata pencaharian utama bagi petani lokal. Perekonomian Bondowoso tidak hanya bergantung pada sektor perkebunan, melainkan juga pada sektor pertanian, perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah (UKM).

Seperti banyak daerah lain di Indonesia, Bondowoso juga menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan perekonomiannya. Permasalahan yang utama terjadi adalah masalah ekonomi karena masalah ini dipengaruhi oleh segala aspek. Kabupaten Bondowoso masuk kedalam kategori sepuluh kabupaten termiskin di Jawa Timur. Pada tahun 2019 -- 2021 angka kemiskinan di Bondowoso terus bertambah setiap tahun yakni 103.33, 110.24, 115.18 ribu/jiwa (sumber: BPS Jawa Timur) bahkan di daerah tapal kuda Bondowoso menjadi peringkat pertama dalam angka kemiskinan. 

Banyak faktor yang memengaruhi angka kemiskinan ini, salah satu penyebabnya adalah Pandemi Covid 19 yang membuat angka pengangguran melonjak tajam. Namun, pada tahun 2022-2024 angka kemiskinan sudah mulai berkurang meskipun belum signifikan di angka 105.69, 105.13, 99.62. Hal ini tentu berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi di Bondowoso, berdasarkan data dari BPS,  Ekonomi Bondowoso tahun 2023 mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 4,62 persen setelah sebelumnya tumbuh di tahun 2022 sebesar 3,51 persen. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,41 persen. Dilihat dari sisi produksi, struktur PDRB Bondowoso tahun 2023 didominasi lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 27,88 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 76,74 persen. (sumber: BPS Bondowoso)

Selain permasalahan ekonominya, masalah infrastruktur juga menjadi masalah. Infrastruktur di Bondowoso bisa dibilang tertinggal atau kurang memadai. Permasalahan infrastruktur ini yang akhirnya bisa menjadi hambatan pembangunan daerah. Tetapi tahun 2024 ini menurut Pj Sekda Bondowoso Haeriyah Yuliati mengatakan bahwa perbaikan infrastruktur akan menjadi prioritas pemerintah daerah nantinya untuk di penganggaran berikutnya berdasarkan keluhan dari masyarakat. Pada pertengahan 2024 ini sudah apa perbaikan jalan sepanjang 130 km, rekonstruksi jalan yang mulai dilakukan diantaranya jalan Sukosari Kidul-Sukosari Lor, Kecamatan Sukosari; ruas jalan Sumber Kemuning-Jambesari DS, Kecamatan Jambesari; dan jalan Suco Lor-Suco Kebun Kecamatan Maesan.

Selain jalanan yang menjadi pusat perhatian masyarakat, kurangnya fasilitas umum juga menjadi permasalahan di Bondowoso, seperti contoh di Alun Alun Kota bondowoso, masih sering terlihat sampah sampah yang berceceran dimana mana karena kurangnya tempat sampah, padahal seharusnya Alun Alun Kota bisa menjadi ruang terbuka hijau yang asri dan bersih

Permasalahan berikutnya yaitu Pendidikan, pendidika sangat berpengaruh dengan kualitas sumber daya manusianya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan minat ingin sekolah yang rendah serta angka pernikahan dini yang melonjak setiap tahun menghambat tercapainya pembangunan daerah. Bisa dilihat dari Angka rata-rata lama sekolah (RLS) di Bondowoso terbilang masih cukup rendah. Pada 2022 lalu berada di urutan nomor lima terbawah dari seluruh kabupaten/kota di Jatim dengan angka 6,22 tahun, artinya RLS bondowoso hanya setingkat SD. Hal ini disebabkan karena banyak orang tua yang melanjutkan pendidikan anaknya di pondok pesantren yang tidak terdata dan tidak terdeteksi dan maraknya pernikahan dini yang terjadi. Namun, hal ini mulai teratasi semenjak terdapat MoU antara bupati dengan pengadilan agama angka dispensasi kawin berkurang drastis. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki fasilitas sekolah, memberikan pelatihan bagi guru, dan sosialisasi bagi para orang tua.

Pemerintah juga mulai menggalakkan diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian dan perkebunan. Salah satu strategi yang dilakukan adalah mengembangkan potensi pariwisata secara lebih maksimal. Bondowoso memiliki Pariwisata yang sangat potensial. Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata di Bondowoso mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Keindahan alam dan kekayaan budaya menjadi daya tarik utama. Salah satu destinasi wisata yang paling terkenal adalah Kawah Ijen, sebuah kawah gunung berapi yang menawarkan pemandangan menakjubkan dengan fenomena api biru (blue fire) yang langka. Kawasan ini telah menarik wisatawan domestik dan internasional, memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, khususnya di sektor perhotelan, restoran, dan jasa pariwisata.

Bondowoso juga memiliki destinasi lain seperti Air Terjun Tancak Kembar, Pemandian Air Panas Blawan, Batu Soon, Arak Arak, Bendugan Sampean Baru serta situs-situs sejarah yang tersebar di berbagai tempat. Meningkatnya jumlah wisatawan mendorong tumbuhnya berbagai usaha di bidang pariwisata, seperti penginapan, pemandu wisata, dan toko suvenir, yang semuanya berkontribusi pada perekonomian daerah.

Namun, pengembangan pariwisata di Bondowoso tidak lepas dari tantangan. Kebutuhan akan pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM di sektor pariwisata menjadi perhatian penting. Pemerintah daerah berupaya untuk mengatasi tantangan ini dengan mengembangkan program-program pelatihan bagi masyarakat lokal.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, upaya pembangunan yang terus dilakukan dan diusahakan oleh pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat lokal diharapkan ekonomi Bondowoso dapat tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan, serta mampu memberikan kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh warganya.Dengan pengelolaan yang tepat dan sinergi antara semua pemangku kepentingan, Bondowoso memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat ekonomi yang berkembang di Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun