Sebuah kejadian kontroversial terjadi di Batu Kajang, Kalimantan Timur, warga mulai mengeluhkan di berbagai media sosial seperti Facebook, Tiktok, Twitter bahkan di Instagram warga berbondong-bondong turun kejalan untuk memblokade jalan raya di desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, masih berlangsung.
Berita yang didapat saat ini supir truk batu bara nekat menerobos jalan yang sudah di blokade warga dalam sebuah video yang beredar di media sosial, satu diantara truk angkutan yang memaksa menerobos terlihat bernopol KT 82229 EK imbasnya, puluhan truk pun ikut menerobos dan melintasi jalan tersebut, bahkan sejumlah truk melewati jalur yang berlawanan arah, masyarakat meminta adanya respon dari pemerintah terkait hal ini untuk segera menindaklanjuti terhadap truk-truk angkutan batu bara yang kerap melintas jalan umum.
Sementara di sisi lainnya, gabungan sopir truk angkutan batu bara yang terdampak dari aksi pengadangan tersebut juga meminta agar pemerintah bisa memberi solusi terhadap persoalan tersebut.
Salah satu anggota Persatuan Sopir Roda 6 Lintas Kaltim-Kalsel, Bambang, mengaku para sopir truk angkutan batu bara sangat terdampak dengan adanya aksi pencegatan yang dilakukan.
“Kami dilarang melakukan hauling, sementara kami semua (sopir truk) di wilayah Batu Sopang ini bukan truk perusahaan yang digunakan, melainkan milik pribadi yang sehari-hari kami gantungkan hidup mencukupi kebutuhan keluarga,” kata Bambang, Minggu (31/12/2023).
Mereka menginginkan agar pemerintah dapat memberi solusi, sehingga para sopir truk angkutan batu bara dapat beroperasi kembali.
“Truk-truk kecil yang ada di wilayah Paser ini sekitar dua ratusan unit, kalau di kolaborasikan dengan yang di Kalsel ada sekitar hampir 700 unit truk yang pemuatannya di Seradang, Kalsel,” jelasnya.
Menurutnya jangan hanya menyalahkan sopir, sementara kegiatan hauling ini sudah berlangsung sejak lama dan mereka cuma mencari makan untuk menghidupi keluarga.
“Keinginan kami sederhana, truk-truk kecil di kampung ini bisa beroperasi dengan normal kembali. Seperti beberapa tahun lalu yang tidak pernah ada persoalan, karena baru kali ini yang dari Mantimin tidak boleh lewat,” tuturnya.
Besar harapannya agar pemerintah segera mengentaskan permasalahan ini, dengan berbagai reaksi dan dampak yang ditimbulkannya, kejadian ini menjadi titik fokus untuk berdialog dan tindakan lanjutan antara warga dan pemerintah guna mencapai penyelesaian yang adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H