Mohon tunggu...
Komang Ayu Murniari Oktavia
Komang Ayu Murniari Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama Hindu Memuja Banyak Tuhan?

14 Maret 2023   20:28 Diperbarui: 14 Maret 2023   20:32 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama Hindu memuja banyak Tuhan? Benarkah demikian? Kalian pasti sudah sering mendengar nama-nama Dewa yang ada dalam agama Hindu. Mungkin kalian bertanya-tanya, mengapa dalam agama Hindu ada banyak sekali nama yang dipuja? Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai ‘Konsep Ketuhanan’ yang ada dalam agama Hindu, khususnya ajaran Agama Hindu di Bali agar tidak terjadi miskonsepsi yang lebih jauh.

Agama merupakan suatu sistem kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Seperti agama-agama yang lain, agama Hindu juga memiliki kitab suci yang disebut Weda. Weda adalah wahyu dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) yang merupakan pedoman bagi umat Hindu baik dalam tata cara berperilaku, tata cara pembangunan tempat suci, maupun tata cara dalam melaksanakan ritual atau upacara keagamaan.

Sejarah menyebutkan bahwa agama Hindu dimulai dari masuknya bangsa Arya ke India sejak 1500 SM dan pengaruh integrasi antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida yang memberikan pengaruh ke dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat yang kemudian melahirkan sebuah kebudayaan dalam agama Hindu. Dalam proses penyebarannya, agama Hindu mulai tersebar di beberapa wilayah termasuk Indonesia. Penyebaran agama Hindu di Indonesia dibawa oleh seorang Rsi yang bernama Rsi Agastya.

Agama Hindu merupakan salah satu dari enam agama yang disahkan di Indonesia, dengan Bali sebagai kawasan dengan jumlah penduduk beragama Hindu terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data pada peta persebaran agama yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2022, Provinsi Bali memiliki sekitar 3,7 juta penduduk beragama Hindu.

Tuhan dalam ajaran agama Hindu disebut sebagai Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Umat Hindu meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta terbuat dari energi Tuhan (Brahman) dan saat alam ini tiada, semua akan kembali pada Tuhan (Brahman). Dalam agama Hindu, konsep ketuhanan dibagi menjadi dua, yaitu Nirguna Brahman dan Saguna Brahman.

Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tidak berbentuk pribadi (Impersonal) yang bersifat tidak terpikirkan, tidak dapat digambarkan, dibayangkan, tidak memiliki bentuk atau wujud, tidak berawal, dan tidak berakhir. Nirguna Brahman juga disebut transenden. Dalam KBBI, kata transenden memiliki arti di luar segala kesanggupan manusia. Karena keterbatasan kemampuan daya pikir manusia untuk membahas dan menelaah secara tuntas mengenai Tuhan, maka pengetahuan teologi Nirguna Brahman hanya dapat dikuasai oleh sebagian kecil umat manusia atau hanya dikuasai oleh orang-orang suci (para rsi, yogi, sufi), yaitu mereka yang telah terbebas dari kesadaran fisik dan kesadaran materi. Orang-orang seperti itu adalah orang yang selalu ingat dan berhubungan dengan Tuhan melampaui batasan nama, bentuk, atribut, manifestasi, dan sebagainya (Donder, 2015:27).

Saguna Brahman adalah Tuhan yang memiliki bentuk pribadi (Personal) yang bersifat bisa dipikirkan, digambarkan, memiliki bentuk atau wujud, dan memiliki nama sesuai tugas dan fungsinya. Saguna Brahman disebut juga sebagai Tuhan dalam bentuk imanen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, imanen berarti berada dalam kesadaran atau dalam akal budi (pikiran). Tuhan dalam bentuk imanen artinya Tuhan yang dalam sifatnya terjangkau akal pikiran manusia. Manusia selalu berusaha untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, baik dengan melakukan pemujaan secara ritual maupun spiritual dalam wadah agama. Melalui konsep Saguna Brahman, manusia bisa mengenal dan memahami keberadaan Tuhan lewat berbagai sarana maupun simbol, karena konsep Saguna Brahman merupakan wilayah teologi yang mampu dijangkau oleh akal pemikiran manusia.

Kitab Bhagavadgita XII.5 menyatakan bahwa, “Bagi mereka yang pikirannya dipusatkan kepada yang tak termanifestasikan, kesulitannya lebih besar, karena sesungguhnya jalan dari yang tak termanifestasikan adalah sukar dicapai oleh orang yang masih dikuasi kesadaran fisik”. Dengan keterbatasan pemikiran tersebut, adanya konsep Saguna Brahman sangat membantu manusia untuk memahami keberadaan Tuhan berdasarkan manifestasi-Nya. Saguna Brahman sebagai manifestasi dari Tuhan atau Brahman memiliki tingkat keragaman yang tinggi. Manifestasi atau perwujudan Brahman yang tertinggi dikenal dengan istilah Tri Murti. Tri Murti terdiri dari tiga dewa utama, yaitu Dewa Brahma dengan saktinya Dewi Saraswati sebagai pencipta alam semesta, Dewa Wisnu dengan saktinya Dewi Laksmi dan Dewi Sri sebagai pemelihara alam semesta, dan Dewa Siwa dengan saktinya Dewi Durga, Uma, dan Parwati sebagai pelebur alam semesta.

Pemujaan atau penyembahan Tuhan dengan berbagai nama dilatarbelakangi oleh perwujudan Tuhan yang bersifat Saguna Brahman. Dalam Reg Veda.III.164.46 terdapat sloka “Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti” yang artinya Tuhan hanya ada satu, tetapi orang bijaksana menyebutnya dengan banyak nama. Melalui konsep Saguna Brahman inilah  muncul berbagai simbol-simbol keagamaan yang bertujuan untuk lebih memudahkan konsentrasi umat Hindu dalam pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain Tri Murti, terdapat berbagai macam nama-nama dewa dan dewi yang tertulis dalam Weda. Penggambaran dewa-dewi tersebut dimaksudkan agar lebih mudah membayangkannya sesuai dengan sifat yang didambakan oleh umat kepada-Nya. Adanya Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan, Dewa Surya sebagai dewa matahari, Dewa Yama sebagai Dewa Kematian, Dewa Bayu sebagai dewa angin, Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran, dan lain-lain.

Agama Hindu memberikan banyak jalan kepada umatnya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Meskipun ada banyak manifestasi dari Tuhan yang disebutkan dalam kitab-kitab suci agama Hindu, Agama Hindu merupakan agama yang monotheisme. Monotheisme adalah suatu keyakinan atau paham yang memercayai dan menyembah satu Tuhan. Terlepas dari banyaknya manifestasi dari Brahman, tetap saja Tuhan dalam agama Hindu hanya satu, yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Adanya dewa-dewi dalam ajaran Hindu hanya sebagai salah satu cara untuk menyembah dan memuja Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Adanya dewa-dewi tersebut sebagai bentuk manifestasi Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk memudahkan masyarakat awam yang masih terikat kesadaran duniawi atau fisik untuk berkonsentrasi dalam memuja-Nya. Dalam kehidupan umat Hindu di Bali, pemujaan kepada para dewa dilakukan ketika upacara pada hari-hari suci agama Hindu maupun setiap hari termasuk pemujaan kepada para leluhur dan dewa-dewa lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun