Mohon tunggu...
Ayu Mufaiqoh
Ayu Mufaiqoh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - bukan siapa-siapa

Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ Semester 7- Bismillah sempro tahun ini :p

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN BTV-3 UNEJ Berikan Program Literasi dan Seni Budaya pada Masa Pandemi Covid-19

30 Agustus 2021   18:23 Diperbarui: 30 Agustus 2021   18:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*gambar observasi ke rumah salah satu orang tua yang terdampak covid, serta menjelaskan program kerja/dokpri

Adanya kelas Ruang Belajar ini bertujuan agar dapat membantu para orang tua yang tidak secara maksimal mendampingi proses belajar anak; serta anak-anak atau siswa bisa lebih mengerti dan faham akan materi yang dirasa kurang maksimal yang diberikan oleh sekolah. Pendampingan belajar yang diberikan berupa matapelajaran MTK dan bahasa Indonesia.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Selain kelas Ruang Belajar, juga ada kelas Seni dan Literasi, yang mana di dalam kelas ini akan diberikan di antaranya: (1) pelatihan kepenulisan pidato dan puisi, (2) pelatihan membaca pidato dan puisi, serta literasi terkait seni pertunjukan teater. 

Selain itu juga ada kelas Berani Berekspresi, yang mana kegiatan di dalam kelas ini merupakan implementasi dari materi yang diberikan di kelas Seni dan Literasi, yaitu mereka akan membaca puisi, teks pidato serta akan bermain teater. Adanya kelas Berani Berekspresi ini memiliki tujuan untuk melatih kemampuan verbal anak-anak, melatih rasa percaya diri mereka, serta untuk memunculkan kreatifitas anak yang mulai teralihkan oleh adanya gawai.

Proses pertama yang penulis lakukan sebelum memulai kegiatan ini adalah meminta izin kepada kepala desa untuk megizinkan penulis melakukan program KKN di desa, selanjutnya penulis mulai observasi secara door to door ke rumah-rumah orang tua yang mempunyai masalah berupa tidak dapat mendampingi proses belajar anak secara maksimal dikarenakan harus bekerja di ladang, kantor, pasar, dsb. 

Hasilnya penulis mendapatkan sejumlah kurang lebih 11  anak. Selanjutnya penulis mulai menjelaskan proker yang akan dibuat kepada orang tua siswa, serta meminta izin untuk melakukan pendampingan belajar kepada anak-anak mereka. 

Tehnik yang penulis lakukan adalah tehnik pembelajaran luring dikarenakan sasaran terkendala pada  ketidakpunyaan smartphone dan juga kuota internet, adapun kegiatan luring tetap memenuhi protokol kesehatan yaitu tidak berkerumun, menjaga jarak, dan tetap memakai masker

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun