Mohon tunggu...
Minati Ayu
Minati Ayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Praja IPDN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pojok Asrama 1

13 April 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

senja itu, di pojokkan sepi kamar asrama, seorang gadis terisak tenggelam dalam tangisannya sendiri.setelah lama ia menunduk dan sesekali mengusap lelehan bening di pipinya, iya mengangkat wajahnya dan menunjukan wajah merananya sembari tatapan menerawang jauh ke luar jendela kusam itu. wajahnya jauh dari kata bahagia. tak ada seorang pun berada disampingnya untuk sekedar mengusap punggung atau menawarkan sapu tangan untuk menghapus sedikit kesedihannya. nampaknya ia pun tak mengharapkan kehadiran orang lain di dekatnya. bahkan seekor burung kecil pun diusir olehnya ketika bertengger di jendela itu.
masih di senja yang sama, di pojokkan asrama yang lain seorang pemuda duduk dan menggenggam sebuah handphone. kegalauan tak nampak dari sorot matanya. tetapi hatinya tengah bergejolak menahan sesuatu yang sulit untuk diungkapkan. sesekali dilihatnya layar handphone itu seseolah menunggu telpon masuk ntah dari siapa. kesabaran mulai menipis , dahinya berkerut menahan gejolak itu , tuts-tuts keypad handphone mengantarkannya pada gadis murung di pojok asrama yang lain.
terdengar alunan lembut nada panggilan di handphone." hallo Naa?" sapanya pada gadis murung di telepon segera setelah panggilan tersambung."hmmm?" jawab Naa terdengar menahan getar suarannya ."Na kamu gak apa-apa?" tanyanya." Iya Dhi," jawab Na."gimana Naa? "tanya Dhi."...." tidak ada jawaban dari Naa.
Dhi terdiam , menyadari ada sesuatu yang Naa tutupi darinya. Dhi tau apa yang terjadi sebenarnya, namun tidak mengerti harus berbuat apa. menghela napas panjang Dhi mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk menenangkan hati Naa yang tengah kacau.

"Naa, aku . . . -tut tut tut- " belum sempat Dhi berkata Naa telah menutup telponnya.
sepertinya ada sesuatu antara dua insan yang sedang mojok di sudut asrama yang berbeda ini. entahlah apa sebenarnya permasalahan antara Naa dan Dhi . mungkin hanya semut merah yang berbaris di dinding itu yang tahu jawabannya.

kembali kedua insan ini terlarut dalam lamunan di pojokan asrama . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun