Mohon tunggu...
Minati Ayu
Minati Ayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Praja IPDN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Praja IPDN

14 April 2012   12:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37 2291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13344067121468373487

aku sedang sendiri di ruang belajar asrama putri tempat aku tinggal selama 3 tahun terakhir ketika aku menulis cerita ini. mungkin beberapa menganggap tinggal di asrama seperti tinggal di penjara. menurutku tidak sepelik itu seandainya izin keluar tidak terlalu terbatas dan ketat seperti yang diterapkan di lembaga pendidikan tempatku bersekolah kini. aku bersekolah di sekolah kedinasan yang ‘seluruh’ kebutuhannya dibiayai oleh anggaran pemerintah pusat, APBN. sebut saja kami penghisap pajak atau apalah yang kalian mau. kami memang selalu disorot tajam apapun yang kami lakukan, karena status penghisap pajak ini. apa akan jadi berbeda jika kamimembiayai seluruh kebutuhan dengan dana pribadi?

semua yang ada di ksatriaan serba teratur. rutinitas berlangsung selama 10 bulan dalam setahun. paling maksimal 2 bulan kami mendapatkan cuti (baca:kebebasan) . wajar kiranya jika ada beberapa orang yang bermental lemah tidak dapat melanjutkan pendidikan disini karena depresi. bukan sistem yang salah, tetapi kesiapan mental. kami dituntut dewasa lebih cepat dibandingkan anak seusia kami. sejak masuk pada usia 17 tahun kami dididik untuk mandiri dengan disiplin tinggi. katanya kami akan dicetak menjadi kader pemerintah. atribut yang kami kenakan membuat kami harus terbiasa dengan sapaan ‘bapak’ atau ‘ibu’ yang tentunya tidak sesuai dengan usia yang masih belia. ini hanya sekelumit kisah dari seluruh kehidupan yang ada di ksatriaan kami.

banyak keuntungan yang kami peroleh dari lembaga pendidikan yang sudah berdiri sejak jaman penjajahan ini. antara lain fasilitas gratis, makan, asrama, pakaian, dan biaya kuliah. bahkan kami mendapatkan tambahan ‘jajan’ dari negara selama 2 tahun. lalu pada tahun ketiga kami akan diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil, pada tahun keempat kami resmi menjadi pns . ketika lulus kami siap ditempatkan di seluruh nusantara. ya, kami kader pemerintahan siap pakai yang nantinya akan menggantikan aparat-aparat pemerintah yang sudah mau pensiun di tengah kekacauan pemerintahan yang terjadi hingga kini. sempat terpikir, sanggupkah kami????

yang paling menarik dari semuanya adalah hubungan senior-junior yang masih saja mengundang kecurigaan dari masyarakat dengan adanya anggapan bahwa kekerasan selalu terjadi disini. untuk mereka yang awam kami selalu menjelaskan dengan tersenyum bahwa paradigma sudah berubah, kami tak seperti dulu lagi, kekerasan tidak lagi menjadi sesuatu yang biasa dalam kehidupan kami. seandainya saja mereka tahu, betapa manisnya persaudaraan yang kami rasakan disini, betapa luar biasanya orang-orang yang kami temukan disini, betapa melimpahnya talenta-talenta yang tersembunyi dibalik seragam ketat yang membungkus tubuh kami. kami hanyalah anak-anak biasa yang cukup beruntung dapat mengenyam pendidikan di sekolah yang sangat mengagumkan bernama IPDN. betapapun orang di luar 'menghujat' kami, kami tetap bangga menjadi PRAJA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun