Malam itu ketika bulan sedang enggan menemani malam ,bintang kalah perang dengan gumpalan awan , semua membuat keadaan semakin sendu ketika angin bertiup dingin merasuk , menghancurkan segenap harapan dan kenangan akan kisah cinta sepasang anak manusia yang baru saja menginjak dewasa.
tersebutlah nama , Naa seorang gadis yang baru saja menginjak usia kepala 2 ,tengah duduk di sebuah bangku yang menghiasi taman kecil asrama , kepala tertunduk lesu menatap sepasang kaki mungil yang dihiasi sendal jepit berwarna biru cerah ,
kaki itu bergerak mundur dan maju berlawanan arah. kegalauan sepertinya tengah dirasakan batin Naa malam itu. sesekali hela napas terdengar dari bibirnya . sepertinya ia tengah bermasalah dengan percintaannya.
terkejut Naa ketika sebatang kayu mengenai kepalanya, sepertinya ada yang sedang mengerjainya. ia menoleh ke arah datangnya batang kayu itu, mencari-cari siapa yang melemparkannya . tetapi tak nampak seorang pun disana. dan Naa melanjutkan lamunannya .
"Pluk" lagi-lagi batang kayu menjatuhi kepala Naa, sepertinya ada yang sedang bermain-main dengannya. ia beranjak dari bangku dan berbalik kanan , tak dilihatnya seseorangpun di belakangnya.
"Pluk" kali ini batang kayu yang terjatuh mengenai bahu Naa, sepertinya jatuh dari atas pikirnya.
Iya mendongakkan kepala ke atas dan mendapatkan pohon berdaun rindang yang menaungi bangku taman tempatnya duduk tadi,betapa terkejutnya dia mendapatkan sesosok putih berambut panjang terurai tengah menatapnya dengan tatapan membara.
Naa tak sempat menjerit karena kesadaran meninggalkannya terlebih dahulu. Naa pun pingsan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H