Dalam upaya memperkuat hubungan antara akademisi dan masyarakat, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar kegiatan yang tidak hanya bermanfaat secara praktis, tetapi juga memiliki nilai artistik dan budaya. Salah satu kegiatan unggulan dari KKN UNNES kali ini adalah pelatihan teknik shibori yang diadakan di Desa Jatijajar. Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu dari PKK Dusun Jatijajar dengan tujuan utama meningkatkan kreativitas dan keterampilan mereka dalam bidang seni dan kerajinan tangan.
Shibori merupakan teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang yang dikenal dengan pola-pola unik yang dihasilkan melalui berbagai metode lipatan, ikatan, dan penekanan. Teknik ini telah banyak digunakan untuk menciptakan desain-desain yang artistik dan menarik, serta menjadi bagian penting dalam kerajinan tangan dan fashion. Mengingat pentingnya pelestarian seni dan kerajinan tradisional, serta dorongan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui keterampilan praktis, mahasiswa KKN UNNES memutuskan untuk memperkenalkan teknik ini kepada ibu-ibu PKK di Dusun Jatijajar.
Kegiatan shibori ini memiliki beberapa tujuan utama:
1. Meningkatkan Kreativitas
Melalui teknik shibori, peserta diharapkan dapat menyalurkan kreativitas mereka dalam menciptakan pola dan desain yang menarik pada kain. Teknik ini memberikan kesempatan untuk bereksperimen dengan berbagai bentuk dan warna, sehingga melatih daya imajinasi dan inovasi.
2. Mengasah Keterampilan Kerajinan Tangan
Shibori melibatkan berbagai keterampilan manual, seperti melipat, mengikat, dan mewarnai kain. Dengan mengikuti pelatihan ini, ibu-ibu PKK diharapkan dapat menguasai teknik-teknik tersebut dan mengaplikasikannya dalam proyek-proyek kerajinan tangan di rumah.
3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Keterampilan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat digunakan untuk menghasilkan produk-produk kerajinan tangan yang dapat dijual. Hal ini diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga dan meningkatkan perekonomian lokal.
4. Penguatan Komunitas
Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara mahasiswa KKN, masyarakat, dan ibu-ibu PKK. Melalui kerja sama dan interaksi yang positif, diharapkan akan tercipta ikatan yang lebih erat dan saling mendukung di antara Mahasiswa dengan warga Desa Jatijajar.
Persiapan untuk kegiatan shibori dimulai beberapa hari sebelum acara utama. Mahasiswa KKN melakukan riset mendalam tentang teknik shibori dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti kain, pewarna alami, dan alat-alat untuk melipat dan mengikat kain. Selain itu, Mahasiswa juga melakukan koordinasi dengan pihak Ibu-Ibu PKK Dusun Jatijajar untuk memastikan kelancaran acara. Pada hari pelaksanaan, suasana di balai desa Jatijajar terasa meriah. Ibu-ibu PKK datang dengan antusias, siap mengikuti pelatihan yang akan dilaksanakan. Acara dimulai dengan penjelasan tentang pengertian shibori, perbedaan antara shibori dengan tie dye dan teknik pelipatan shibori. Mahasiswa menjelaskan bahwa shibori bukan hanya tentang menghasilkan pola yang menarik, tetapi juga tentang proses dan teknik yang mendalam yang memerlukan ketelitian dan kreativitas. Setelah penjelasan, setiap peserta diberikan bahan-bahan yang diperlukan dan diajarkan cara-cara dasar dalam melipat dan mengikat kain. Proses ini memerlukan ketelitian, karena setiap lipatan dan ikatan akan mempengaruhi hasil akhir dari pola yang dihasilkan.
Mahasiswa KKN UNNES memberikan bimbingan langsung kepada setiap peserta, memastikan bahwa setiap peserta memahami langkah-langkah yang harus dilakukan. Mahasiswa juga menjelaskan tentang berbagai jenis teknik shibori, seperti arashi (teknik melilitkan kain pada tiang), itajime (teknik lipatan dan penjepitan), dan nui (teknik jahitan). Peserta diberikan kebebasan untuk bereksperimen dengan berbagai teknik dan pola, memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi kreativitas mereka sendiri.
Hasil dari kegiatan shibori ini sangat memuaskan. Setiap peserta berhasil membuat karya-karya yang unik dan menarik, menampilkan pola-pola yang bervariasi. Beberapa peserta bahkan menunjukkan minat untuk mengembangkan keterampilan ini lebih lanjut dan mencoba membuat produk-produk kerajinan tangan yang dapat dijual di pasar lokal. Dampak dari kegiatan ini cukup signifikan. Selain meningkatkan keterampilan dan kreativitas ibu-ibu PKK, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa KKN dan masyarakat. Interaksi yang terjalin selama pelatihan menciptakan suasana yang positif dan saling mendukung. Masyarakat merasa lebih diberdayakan dan memiliki keterampilan baru yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H