Mohon tunggu...
Ni Komang Ayu Listyawati
Ni Komang Ayu Listyawati Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mari kita belajar bersama-sama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Makna dan Kelebihan Banten dalam Tradisi Hindu

3 Januari 2023   09:53 Diperbarui: 3 Januari 2023   10:08 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami Makna dan Kelebihan Banten dalam Tradisi Hindu

Dalam agama Hindu kita mengenal adanya upacara-upacara yadnya. Di Bali sarana prasarana dalam upacara yadnya disebut dengan Upakara atau yang lebih dikenal dengan istilah Banten. Banten mempunyai arti wakil dari isi alam semesta yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Upakara atau banten digunakan sebagai salah satu alat/sarana dalam pelaksanaan upacara yadnya untuk umat Hindu yang ingin menempuh jalan bhakti, sebab kita sebagai manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk bisa menghubungkan diri dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Perkembangan banten seiring dengan perkembangan zaman terus mengalami perubahan, hal itu juga diakibatkan oleh perkembangan akal budi yang dimiliki oleh manusia.

Banten adalah lambang penyerahan diri manusia yang berlandaskan ketulusan hati atau yang dikenal dengan lascarya. Ketulusan ini direalisasikan dalam bentuk goresan/tetuesan yang menggambarkan saking tuas/lascarya. Sarana upakara/banten akan menampilkan keindahan seni serta lambang perasaan cinta kasih, ungkapan terima kasih dan wujud rasa bhakti kita untuk menghaturkan yang terbaik kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Dalam upacara yadnya di Bali, kita mengenal ada berbagai jenis banten seperti banten peras, banten  penyeneng, banten sesayut, banten tulung, banten tataban, dan berbagai jenis banten lainnya yang memiliki konsep hidup dan artinya masing-masing. 

Selain itu kita juga mengenal jenis banten yang sangat sederhana yakni banten saiban atau banten jotan. Mebanten saiban wajib dilakukan oleh umat Hindu dan tergolong dalam Nitya Karma atau upacara yang dilaksanakan setiap hari dan bersifat sederhana. Contohnya yaitu mebanten pawedangan (kopi) dan juga ajengan (nasi beserta laukpauknya).

Banten memiliki tiga unsur yaitu:

  • Mataya, bahan-bahan banten yang asalnya dari tumbuh-tumbuhan. contohnya buah-buahan, bunga dan daun.
  • Maharya, bahan-bahan banten yang berasal dari binatang yang lahir tanpa telur. contohnya sapi, kerbau, kambing, babi dan binatang lainnya.
  • Mantiga, bahan-bahan banten yang berasal dari binatang yang lahir dari telur. Contohnya ayam, itik, bebek dan binatang lainnya.

Adapun kelebihan adanya  banten dalam  tradisi Hindu yaitu:

  • Dengan membuat banten masyarakat yang beragama Hindu diharapkan dapat selalu ingat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
  • Banten dapat digunakan untuk menyampaikan rasa cinta bakti dan kasih melalui persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa secara tulus ikhlas, sehingga dalam proses pembuatan banten kita dapat membiasakan diri untuk bersabar serta mengendalikan diri, agar tidak mudah marah dan egoisme.
  • Banten dapat digunakan sebagai perwujudan rasa syukur dan hormat kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugrah yang telah diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun