Mohon tunggu...
Ayu Kusumaningrum
Ayu Kusumaningrum Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Oversensitive | Artbitch | Anticaffeine | Catlover | Freakwriter | Sketcholic | Musicaddict | Indierespect

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pria di dalam Tubuhku

15 September 2011   21:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:56 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_130288" align="aligncenter" width="300" caption="Diego | Ayu Kusumaningrum"][/caption]

Pria itu lahir dari dalam tubuhku. Dari dalam vagina yang belum juga koyak selaputnya, dari dalam rahim tanpa ruang, dari rasa cinta ovum yang tak perlu mengenal sperma. Tidak usah bertanya bagaimana jadinya, karena kau tidak akan bisa membayangkannya. Mungkin ini salah satu sifat ketuhanan yang dimiliki manusia: menciptakan kelahiran. Walau tentu, rencana manusia tidak sesempurna Dia.

Pria itu lahir dari dalam tubuhku. Berkulit cokelat terbakar. Bertinggi ideal. Bertubuh pejal hasil dari menyetubuhi puncak-puncak gunung secara simultan. Bermata tajam. Berrambut cepak hitam sekaku ijuk. Jangan bayangkan bagaimana rasa menyentuhnya. Kau akan meleleh bagai margarin di atas kentang panas hanya dengan dirabai oleh setitik kulitnya.

Pria itu lahir dari dalam tubuhku. Meletup-letup. Jika tertawa, kau akan tertawan olehnya. Ia berlimpahan cinta. Namun cinta, baginya, adalah makanan. Pemuas napsu perut. Pembuat kenyang tanpa imbalan. Pembuat sekilas senang yang maka itu harus cepat dibuang. Dibuang di tempat pembuangan. Karena hanya akan merusak pencernaan bila tidak segera dibersihkan.

Pria itu lahir dari dalam tubuhku. Tidak perlu menyusu. Sedari lahir ia, sudah tidak mengenal induk, tidak mengenalku, karena ia diciptakan untuk tidak mengenal rasa. Sifatnya bagaikan bara. Siap menghantam segala yang mendekatinya. Kelak kau akan melihat pancaran merah mengelilinginya saat ia sedang meluap-luap. Tidak perlu mendekat bila kau semacam makhluk mudah terbakar. Kecuali jika memang kau sudah bosan melihan naifnya kehidupan.

Pria itu lahir dari dalam tubuhku. Kelak, orang-orang di sekitarnya akan menyebutnya idealis. Idealis yang menurut orang-orang di sekitarnya hanyalah sifat untuk manusia-manusia yang gemar membuang-buang waktu. Idealis yang menurut orang-orang di sekitarnya adalah sifat bagi manusia yang hidup di alam mimpi, tanpa ingin menapak di bumi yang nyata. Idealis yang menurut orang-orang di sekitarnya hanyalah sifat yang pantas untuk para waria. Idealis yang mengganggu. Idealis yang ini, yang itu.

Pria itu lahir dari dalam tubuhku. Seorang pria tampan yang memuakkan di dalam diriku, yang juga sanggup menawanku, bernama Ego.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun