Mohon tunggu...
Ayuk putricitrania
Ayuk putricitrania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Maksimalisasi Sanitasi Lingkungan dengan Pengelolaan Jamban yang Bersih dan Higienis

10 Juli 2024   21:34 Diperbarui: 10 Juli 2024   21:41 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kesehatan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai strategi dan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri maupun aktor lain  seperti pemerintah, organisasi, dan individu. Kesehatan masyarakat mencakup aspek-aspek seperti pemberdayaan masyarakat, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang menjaga kesehatan melalui pengenalan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Meningkatkan  akses terhadap fasilitas kesehatan, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, meningkatkan kemauan dan kapasitas masyarakat untuk mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dari kesehatannya sendiri. 

Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pertama, banyak daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas kesehatan dan tenaga medis, banyak penyakit yang mewabah di wilayah tersebut setiap tahunnya, dan polusi air dalam jumlah besar terus terjadi setiap hari kesehatan lingkungan menempati posisi terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat kesehatan lingkungan dapat mencerminkan gaya hidup suatu masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan lingkungan yang baik, praktik dan tindakan masyarakat untuk menjaga kualitas kesehatan lingkungan sangatlah penting lingkungan yang bersih mencerminkan setiap orang tetap menjaga kesehatan jasmani dalam kehidupan sehari-hari. 

Berdasarkan data nasional per 25 September 2020, sebanyak 8.179.602 rumah tangga (sekitar 20,59%) masih buang air besar tanpa jamban, dan 5.717.746 rumah tangga (sekitar 8,75%) masih buang air besar meski tidak memiliki jamban dengan cara yang pantas atau bahwa tindakan tersebut termasuk dalam kategori "perilaku ilegal" Kategori "Bagikan" (Menumpang) kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kegunaan dan permasalahan toilet menjadi penyebab  tingginya angka buang air besar. 

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebiasaan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan, namun feses sendiri berperan sebagai tempat berkembang biaknya berbagai kuman penyakit, terutama penyakit infeksi seperti parasit, kuman (germ), dan virus apabila feses dibuang sembarangan di sungai, kolam, dan lain-lain, berbagai patogen dapat menyebar melalui lingkungan dan menginfeksi manusia  melalui udara, kontak langsung, atau vektor seperti serangga sehingga menimbulkan penyakit ada kekhawatiran penyakit ini bisa menyebar ke wilayah sekitarnya. Sanitasi  yang buruk berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat, terutama di kalangan anak kecil salah satu akibat buruknya sanitasi adalah tersebarnya penyakit menular seperti diare, ISPA, TBC, dan parasit kebersihan yang buruk dapat secara langsung mempengaruhi penyerapan nutrisi dalam tubuh bayi sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada bayi. 

Dampak dari sanitasi yang buruk tanpa adanya toilet mencemari lingkungan dan dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan seperti diare, kolera, disentri, hepatitis A, tifus, polio dan terhambatnya pertumbuhan pada anak kecil. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2021, toilet sehat adalah toilet berbentuk leher angsa yang berada di dalam rumah, dengan proporsi permanen sebesar 72,3%, dan masyarakat yang tidak menggunakan toilet dapat digunakan secara semi permanen dengan konstruksi gooseneck, batas atasnya adalah 18,5%, namun 9,2% keluarga masih menggunakan toilet atau toilet umum. 

Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan bakti sosial untuk memperkenalkan toilet ramah lingkungan guna mengurangi kebiasaan buang air besar sembarangan masyarakat desa, toilet merupakan salah satu sarana sanitasi dasar yang diperlukan pada setiap tempat tinggal untuk menunjang kesehatan penduduknya, karena berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran atau fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya, memiliki tempat penyimpanan sampah dan air untuk membersihkan dapat membantu memutus rantai berbagai penyakit. 

Toilet sehat harus dibangun dan digunakan di dalam dan di luar rumah, oleh karena itu program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bertujuan untuk membantu setiap orang hidup dalam lingkungan yang bersih dan sehat dengan menciptakan  kondisi yang menguntungkan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat  untuk mempertahankan perilaku sehat, pemeliharaan dan promosi kesehatan sanitasi yang  buruk dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, dan juga menurunkan hubungan yang sangat dinamis antara manusia dan lingkungan hal ini juga terlihat dari  cara masyarakat berbaris dengan seluruh komponen di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun