Mohon tunggu...
Nurul Ayu Kesuma
Nurul Ayu Kesuma Mohon Tunggu... Freelancer - Soul Searching

Always on the go :-)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Resolusi Tahun Baru Anda Sering Gagal? Ini Dia Alasannya

30 Desember 2014   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:11 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14199151341906664188

[caption id="attachment_387123" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi perayaan tahun baru/Kompasiana. (Kompas.com)"][/caption]

Apakah Anda termasuk orang yang sering membuat resolusi tahun baru tapi selalu gagal melaksanakannya? Jangan khawatir, Anda tidak sendiri, banyak orang mengalami masalah seperti Anda. Hasil survei di Amerika menunjukkan hanya 8% orang yang berhasil melaksanakan resolusinya, sedangkan sebagian besar lainnya mengaku gagal sejak di minggu pertama.

Mengapa resolusi tahun baru sering kali gagal?

Mari kita lihat apa yang terjadi ketika mencoba melaksanakan resolusi kita. Katakanlah salah satu resolusi kita adalah berolahraga secara teratur. Di awal tahun baru, pada satu dua hari pertama kita masih bersemangat dan bisa melakukan resolusi dengan mantap, apalagi biasanya awal tahun masih libur sehingga kita bisa meluangkan waktu untuk berolahraga. Tapi pada minggu berikutnya, ketika rutinitas aktivitas sudah kembali normal, masalah mulai muncul karena kesulitan mencari waktu untuk berolahraga. Hari pertama gagal karena bangun kesiangan, kita pikir besok akan menyempatkan berolahraga. Tapi hari kedua juga tidak sempat, lalu kita berjanji dalam hati untuk berolahraga di hari  ketiga. Dan ternyata di hari ketiga pekerjaan sudah mulai menumpuk sehingga tidak juga sempat berolahraga, demikian seterusnya dan tanpa terasa kita sudah kembali berada di penghujung tahun. Lalu kita akan membuat resolusi tahun baru lagi: berolahraga secara teratur. Demikianlah siklus resolusi tahun baru. Dari tahun ke tahun kita terus-menerus membuat resolusi tapi selalu gagal melaksanakannya.

Diri kita pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sosok yang sama dengan diri kita pada tanggal 1 Januari 2015. Kita adalah orang yang sama dengan sifat dan kebiasaan yang sama. Karena itu berpikir bahwa kita bisa berubah mendadak menjadi rajin berolahraga, berhenti merokok, rajin menabung setiap bulan, datang selalu tepat waktu, dan sabar dan penuh perhatian dalam waktu satu hari karena tahun sudah berganti tentunya tidaklah realistis.

Kebiasaan-kebiasaan yang kita miliki telah terbentuk sepanjang hidup kita. Untuk mengganti satu kebiasaan lama dengan kebiasaan baru kita perlu mengubah beberapa kebiasaan lama. Karena itu untuk mewujudkan satu resolusi tahun baru, boleh jadi kita harus mengubah beberapa kebiasaan dalam diri kita. Sayangnya, sering kali orang hanya fokus untuk melakukan sebuah kebiasaan baru yang menjadi resolusinya tanpa mengubah kebiasaan-kebiasaan lainnya yang terkait dengan kebiasaan baru tersebut. Padahal apabila tidak diubah, kebiasaan-kebiasaan lama tersebut bisa menjadi penghalang kita melaksanakan resolusi.

Kembali pada contoh resolusi berolahraga teratur, kita gagal melakukannya karena hanya fokus pada upaya untuk menyempatkan diri berolahraga. Tetapi kita tidak menjadikan olahraga sebagai bagian dari kegiatan harian kita, kita hanya menyelipkannya di antara jadwal kegiatan harian yang sudah ada. Padahal tanpa memasukkan olahraga pun,  jadwal harian kita sudah penuh oleh berbagai macam kegiatan. Karenanya tidak heran apabila kita selalu merasa tidak punya waktu untuk berolahraga.

Sebenarnya, membuat resolusi tahun baru dapat dianalogikan seperti memasukkan baju baru ke dalam lemari yang sudah penuh sesak. Tentunya baju baru tidak mungkin bisa dimasukkan, kecuali kita menyingkirkan terlebih dahulu pakaian lama yang sudah tidak terpakai. Diri kita seperti lemari yang sudah penuh sesak tadi. Diri kita dipenuhi oleh berbagai kebiasaan yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun. Apabila kita ingin membangun kebiasaan baru yang merupakan resolusi kita, maka kita harus membuang kebiasaan lama yang tidak berguna agar tercipta ruang untuk terbentuknya kebiasaan baru.

Kembali pada contoh resolusi untuk berolahraga, kita harus membuang atau mengubah kebiasaan-kebiasaan yang bisa menyabotase waktu kita untuk berolahraga. Misalnya Anda memutuskan untuk berolahraga teratur pagi hari, maka Anda harus membuang kebiasaan untuk tidur sampai larut malam, mengubah waktu alarm lebih awal dari biasanya, mengurangi waktu di pagi hari untuk mengecek status teman-teman di Path atau Facebook, dst. Atau apabila Anda memutuskan untuk berolahraga setelah pulang bekerja, Anda harus membuang kebiasaan kerja yang tidak efisien seperti berlama-lama keluar makan siang, banyak mengobrol selama jam kantor, melakukan pekerjaan tanpa membuat prioritas, dsb, agar Anda dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline tanpa perlu lembur, dan bisa berolahraga setelah pulang kantor.

Jelaslah bahwa untuk melaksanakan satu resolusi, kita perlu mengubah banyak kebiasaan lama. Kita tidak akan dapat memiliki kebiasaan baru tanpa mengubah kebiasaan kebiasaan lama yang menghambat kebiasaan baru itu terbentuk.  Tanpa kesadaran ini, resolusi yang kita buat setiap tahun akan selalu gagal di minggu pertama.

Jadi apabila Anda ingin membuat resolusi tahun baru lagi, kali ini coba lakukan dengan cara yang berbeda. Jangan berhenti hanya sampai menentukan resolusi atau hal apa yang ingin Anda lakukan. Tapi lakukan juga langkah selanjutnya:


  1. Temukan penyebab mengapa selama ini tidak bisa melakukan yang hal menjadi resolusi Anda. Cari penyebab mengapa selama ini Anda susah menabung atau selalu datang terlambat atau susah untuk berhenti merokok, dst.
  2. Setelah Anda menemukan penyebabnya, lalu cobalah untuk mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan yang selama ini Anda lakukan yang tanpa Anda sadari menjadi penghalangnya. Misalnya penyebab Anda susah menabung adalah karena gaji selalu habis. Carilah sebab mengapa gaji Anda selalu  habis, Anda mungkin menemukan beberapa kebiasaan yang menyebabkan hal tersebut: mudah tergoda barang sale, sering jalan-jalan ke mall dekat kantor, ngopi di coffee shop dua kali sehari, dsb.
  3. Ubahlah kebiasaan-kebiasaan lama tersebut. Misalnya, tentukan budget maksimum untuk belanja barang sale, hanya membawa kartu kredit dengan limit yang kecil, kurangi frekuensi ke mall, kurangi frekuensi ngopi di coffee shop, dst. Dengan mengubah kebiasaan lama tersebut, Anda bisa menyisihkan uang untuk ditabung. Anda sudah menciptakan ruang untuk terbentuknya kebiasaan baru, yaitu menabung tiap bulan.
  4. Lakukan resolusi Anda dan jadikan sebagai kebiasaan baru.

Mengubah kebiasaan lama dan membentuk kebiasaan baru adalah proses yang membutuhkan waktu. Dalam proses tersebut Anda mungkin tergelincir dan kembali pada kebiasaan lama. Tidak apa-apa, karena itu manusiawi. Hal yang perlu Anda lakukan bila itu terjadi adalah memaafkan diri Anda, dan kembali melakukan lagi kebiasaan baru untuk mewujudkan resolusi Anda. Untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik dapat dimulai kapan saja. Tidak perlu menunggu 1 Januari untuk berusaha menjadi lebih baik.

Selamat membuat resolusi ... dan mewujudkannya!

Nurul A Kesuma

(Penyuka hidup sehat dan bahagia, memiliki resolusi mempublikasikan setidaknya satu tulisan di tahun 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun