Mohon tunggu...
Nurul Ayu Kesuma
Nurul Ayu Kesuma Mohon Tunggu... Freelancer - Soul Searching

Always on the go :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Berenang di Usia Tua, Apakah Masih Bisa?

15 Juli 2018   08:07 Diperbarui: 15 Juli 2018   12:06 6683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.berenang.id

Saya sering membaca renang adalah salah satu olahraga yang dianggap paling baik bagi kesehatan karena efektif meningkatkan kekuatan seluruh otot tubuh dan jantung, dapat membakar lebih banyak kalori, minim resiko cedera, sesuai untuk usia tua-muda, dan tidak memerlukan banyak peralatan. Yang penting kita bisa berenang. Tapi justru disinilah  masalahnya. Saya tidak bisa berenang!

Sebenarnya, sewaktu sekolah dulu ada pelajaran renang tapi waktu itu saya tidak sungguh-sungguh belajar karena pak guru renang  hanya mementingkan kehadiran murid di kolam renang bukan kemampuan berenangnya. Jadilah waktu itu saya datang ke kolam renang hanya untuk isi absensi, bermain dan ngobrol dengan teman teman. Setelah lulus sekolah sebenarnya saya pernah coba belajar lagi dari teman-teman yang jago renang, tapi hasilnya masih sebatas kenyang minum air kolam.

Membaca begitu banyak manfaat renang terhadap kesehatan ditambah rasa penasaran, saya di usia yang sudah berkepala empat ini akhirnya memutuskan untuk mencoba belajar renang sekali lagi. 

Saya mencoba mencari informasi mengenai cara belajar renang dari internet. Dari hasil browsing saya baru mengerti mengapa selama ini saya selalu gagal belajar renang. Ternyata metode belajar saya salah! Metode belajar renang untuk anak kecil berbeda dengan metode belajar untuk orang dewasa.

Teman-teman saya yang sudah berbaik hati mengajarkan saya renang menggunakan metode yang mereka pelajari ketika mereka belajar renang sewaktu kecil. Dan ternyata metode itu tidak cocok digunakan untuk saya yang baru belajar setelah usia dewasa.

Ternyata semakin dewasa seseorang, semakin banyak dia menggunakan logika (yang belum tentu benar) semakin banyak ketakutan dan kekhawatirannya. Orang dewasa yang belajar renang sering terhambat oleh pikiran pikiran dan aneka skenario kejadian yang menyeramkan yang terpikirkan, yang akhirnya membuat dia tidak berani melepaskan pegangan atau pelampung karena takut tenggelam. 

Seperti yang saya alami, kalau pun saya mencoba untuk melepaskan pegangan di pinggir kolam, biasanya akan berakhir dengan kepanikan dan minum air kolam.

Dengan semangat untuk menuntaskan rasa penasaran dan harapan tinggi bisa berenang, akhirnya saya putuskan belajar dengan metode yang benar dari guru profesional. Saya mendaftarkan diri pada satu kursus renang yang punya modul belajar khusus untuk orang dewasa. 

Saya sudah bertekad ini adalah terakhir kali saya belajar renang. Apabila guru profesional pun tidak bisa mengajari saya, berarti mungkin sudah nasib saya tidak bisa berenang seumur hidup. Saya harus menerima kenyataan ini, sama halnya dengan menerima kenyataan kalau saya buta nada ketika bernyanyi - hanya Tuhan dan saya sendiri yang tau lagu apa yang sedang dinyanyikan.

Satu hal yang menarik dari kursus renang yang saya ambil adalah programnya yang singkat, hanya empat kali pertemuan, 2 jam setiap pertemuan. Dengan program belajar yang mereka miliki, peserta kursus dijanjikan akan bisa berenang setelah 4 kali pertemuan. Apabila belum bisa berenang setelah empat pertemuan, akan diberi tambahan dua sesi secara gratis, dan apabila setelah sesi tambahan masih belum bisa berenang maka uang kursus akan dikembalikan.

Wah, pede sekali kursus renang ini. Sepertinya mereka sangat yakin dengan metode  belajarnya. Seandainya metode mereka berhasil untuk saya, tentu rasanya luar biasa senang, rasa tidak mampu yang selama berpuluh puluh tahun menghantui bisa hilang hanya dengan 4 kali latihan. Wow!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun