Agama telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di zaman dahulu, karena di dalamnya ada pedoman moral, spiritual dan sosial untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan. Salah satu janji agama yang paling hangat adalah memberikan kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat. Tapi sejatinya, bagaimana dalam konteks agama dijelaskan tentang jaminan kebahagiaan?
Sedangkan berkaitan dengan agama, menurut mereka, kebahagiaan seharusnya dipahami dan tidak didefinisikan sebanyaknya sebagai kenikmatan yang bersifat sementara, melainkan mengunggulkan ketenangan jiwa yang bersifat abadi. Agama mengajarkan nilai-nilai yang menunjang usaha manusia untuk lebih berfokus kepada makna hidup. Sebagai contoh: bersyukur dalam islam, kasih sayang khususnya dalam kristiani atau nirwana dalam ajaran budha, ketiga-tiganya itu menunjukkan, kebahagiaan hakiki itu bersumber dari pemenuhan jiwa dan bukan dari sekedar pencapaian yang berwujud.
Di samping itu, agama menjelaskan standar moral yang mendorong seseorang untuk berhubungan baik dengan orang lain. Jika seseorang hidup dalam sikap moral seperti jujur, dermawan dan pengampunan, dirinya akan memiliki banyak relasi saling ikatan. Dan hubungan ini saling berkontribusi pada kebahagiaan, karena manusia adalah bagian dari kelompok yang sangat sosial dan mereka membutuhkan koneksi secara emosional sosial agar merasa lengkap.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada tantangan dalam memahami dan menerapkan ajaran agama secara universal. Dalam beberapa kasus, interpretasi yang salah atau fanatisme justru dapat menyebabkan konflik. Oleh karena itu, penting bagi penganut agama untuk selalu mengedepankan esensi ajaran yang sejati—kasih sayang, toleransi, dan pengabdian kepada kebaikan.Â
Di era modern ini, agama juga menawarkan stabilitas di tengah dunia yang penuh ketidakpastian. Dengan memberikan keyakinan tentang adanya kuasa yang lebih besar, agama membantu manusia menghadapi ketakutan, kehilangan, dan penderitaan. Keimanan memberikan harapan bahwa setiap cobaan memiliki hikmah, dan kebahagiaan sejati dapat ditemukan melalui penyerahan diri kepada Tuhan.
Akhirnya, kebahagiaan dalam agama adalah tentang menemukan keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Kebahagiaan bukan hanya tentang apa yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana kita memaknainya. Dalam menjalani hidup yang selaras dengan nilai-nilai agama, manusia dapat merasakan kebahagiaan yang tidak terikat oleh waktu atau keadaan.
Dengan demikian, agama memainkan peran penting dalam menjamin kebahagiaan, asalkan dijalani dengan hati yang tulus dan pemahaman yang mendalam. Agama bukan sekadar ritual, tetapi jalan untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H