Pendahuluan
Radiasi merupakan fenomena yang tak terhindarkan dalam banyak aspek kehidupan modern, dari pembangkit listrik tenaga nuklir hingga penggunaan dalam teknologi medis. Namun, paparan radiasi ionisasi dapat memiliki dampak merusak baik bagi organisme hidup maupun material. Oleh karena itu, pengembangan strategi perlindungan yang memanfaatkan hasil dari reaksi radiolisis dapat berkontribusi signifikan dalam mitigasi efek berbahaya radiasi.
Mekanisme Reaksi Radiolisis
Reaksi radiolisis terjadi ketika radiasi ionisasi (seperti sinar gamma atau sinar-X) menyerang materi, dengan air sebagai model utama yang sering diteliti. Proses ini terdiri dari beberapa tahap:
Ionisasi: Di tahap awal, radiasi mengionisasi molekul target, mengeluarkan elektron dan menghasilkan ion positif serta elektron bebas.
Pembentukan Radikal: Ion dan elektron bebas tersebut dapat bereaksi dengan molekul lain, menghasilkan berbagai radikal bebas seperti radikal hidroksi (*OH) dan peroksida.
Reaksi Sekunder: Radikal yang terbentuk dapat melakukan reaksi lebih lanjut, yang pada gilirannya dapat merusak atau memodifikasi struktur kimia dari material yang terpapar.
Aplikasi Radiolisis dalam Proteksi Radiasi
1. Pengembangan Material Pelindung
Material berbasis polimer yang terpapar radiasi dapat mengalami perubahan melalui proses radiolisis. Modifikasi ini, seperti cross-linking dalam polimer, dapat meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan terhadap radiasi (Roh et al., 2020). Penambahan aditif yang dapat menyerap radiasi juga menjadi alternatif untuk meningkatkan efisiensi material pelindung.
2. Sistem Deteksi dan Monitoring Radiasi