Faktor keempat yang memengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin besar luas permukaan reaktan, semakin cepat laju reaksi akan berlangsung. Hal ini dapat dijelaskan dengan prinsip Le Chatelier, yang menyatakan bahwa jika suatu sistem kimia mengalami gangguan, maka sistem akan berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Â
Dalam kasus ini, jika permukaan reaktan lebih besar, maka molekul-molekul reaktan akan lebih mudah berinteraksi dan reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Ini karena semakin banyak molekul yang terkena oleh molekul lain. Contoh sederhana dari ini adalah ketika kita memotong kentang menjadi potongan-potongan kecil sebelum memasaknya. Potongan kentang yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya menjadi lebih cepat.
Tekanan juga dapat mempengaruhi laju reaksi, terutama dalam reaksi gas. Semakin tinggi tekanan gas, semakin cepat laju reaksi akan berlangsung. Hal ini dapat dijelaskan dengan hukum Boyle, yang menyatakan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Dalam kasus ini, jika tekanan gas lebih tinggi, maka molekul-molekul gas akan lebih rapat dan reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Berdasarkan penjelasan laju reaksi sebalumnya, berikut ini konsep laju reaksi dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti:
Industri: Laju reaksi sering digunakan dalam industri untuk mengontrol kecepatan reaksi dalam produksi barang-barang kimia, seperti bahan bakar, obat-obatan, bahan kimia, dan lain sebagainya.
Kesehatan: Laju reaksi juga dapat diterapkan dalam dunia kesehatan untuk memahami bagaimana obat-obatan bekerja dalam tubuh kita. Misalnya, dokter dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk obat mencapai konsentrasi tertentu dalam darah.
Memasak: Dalam memasak, laju reaksi dapat mempengaruhi waktu masak dan kualitas makanan. Misalnya, saat memasak daging, laju reaksi protein dapat mempengaruhi keempukan daging.
Pencernaan: Proses pencernaan di dalam tubuh manusia juga melibatkan laju reaksi. Enzim pencernaan membantu mengubah makanan menjadi zat-zat yang dapat diserap oleh tubuh dengan kecepatan tertentu.
Pemeliharaan kendaraan: Laju reaksi juga dapat berperan dalam pemeliharaan kendaraan. Misalnya, laju reaksi korosi dapat mempengaruhi keausan kendaraan.
Lingkungan: Proses-proses di alam juga melibatkan laju reaksi. Misalnya, laju reaksi fotosintesis pada tumbuhan dapat mempengaruhi seberapa cepat karbon dioksida di udara diserap.
Jadi, laju reaksi dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan yang berbeda, dan memahami konsep ini dapat membantu kita memahami proses-proses yang terjadi di sekitar kita.