Libur lebaran kemarin menjadi liburan terlengkap bagi saya. Bagaimana tidak, dalam waktu seminggu saya bisa menikmati indahnya sunset di pantai serta hari berikutnya saya sudah berada di tengah dinginnya udara gunung :) Yakk liburan kemarin saya sempat mengunjungi sebuah pantai di kawasan Kabupaten Blitar, Pantai Serang. Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi pantai ini, seingat saya kunjungan saya ke pantai ini terakhir waktu saya masih duduk di bangku SMP dan sekarang sudah menyelesaikan kuliah. Pantai ini terletak di sebelah tenggara Kabupaten Blitar, tepatnya di Kecamatan Panggungrejo Desa Serang. Pantai ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, oleh karena itu tidak heran jika ombak di gelombang ini cukup besar . 50 meter dari bibir pantai terdapat sebuah perkampungan nelayan kecil. Pantai ini dikelilingi oleh perbukitan yang berhias dengan pohon-pohon yang berdiri meranggas (dulu bukit di sekitar pantai ini cukup lebat, tapi kini kondisinya sudah berbeda). Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang cukup indah serta batu-batu karang yang kokoh di sekitarnya. Bisa dibilang pantai ini masih alami dan belum rusak. [caption id="attachment_210308" align="aligncenter" width="414" caption="okelah abaikan ini"][/caption] Saat sunset pun pantai ini memiliki panorama yang menarik tidak kalah dengan pantai-pantai yang ada di Bali. [caption id="attachment_210307" align="aligncenter" width="472" caption="sunset di Pantai Serang"]
[/caption] [caption id="attachment_210309" align="aligncenter" width="472" caption="jump on "]
[/caption] [caption id="attachment_210310" align="aligncenter" width="472" caption="hold my hand :)"]
[/caption] Oiya tiap tanggal 1 Sura di pantai ini juga diadakan upacara adat melarung berbagai sesajen ke laut, isi sajen biasanya terdiri dari hasil panen, kepala kambing dan berbagai hasi bumi lainnya. Acara larung ini
katanya sih dilakukan untuk menjaga keselamatan warga sekitar pantai serta untuk menghormati penguasa pantai selatan "Nyi Roro Kidul". Setelah liburan di pantai, keesokan harinya saya melanjutkan liburan saya ke gunung. Yeayy hiking ke gunung, setelah sekian lama saya menunggu kesempatan ini akhirnya saya bisa merasakannya juga :D. Liburan ini saya memilih menikmati dinginnya udara di gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru, bersama tim rombongan saya yang terdiri dari 4 orang termasuk saya
dan saya satu-satunya wanita yang ada dalam tim. Kami berangkat dari Malang menuju terminal Arjosari dengan menaiki sebuah angkutan umum, setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju ke Pasar Tumpang. Sampai di pasar Tumpang, kami memilih ikut menumpang di truk sayur untuk menuju Ranu Pane. Saat sampai di Ranu Pane hari sudah sore, oleh karena itu kami memutuskan untuk tidak langsung naik ke Ranu Kumbolo namun menginap dulu di sebuah shelter di Ranu Pane. Saya pikir ada baiknya juga kami menginap dulu di Ranu Pane, ya hitung-hitung badan ini latihan dulu sebelum melangkah ke tempat yang lebih dingin, hehe :). Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo, dibutuhkan waktu sekitar 3-4 jam berjalan kaki untuk mencapai Ranu Kumbolo, serta ada 4 pos peristirahatan yang harus dilewati untuk menuju kesana. Medan yang dilalui pun bermacam-macam, mulai dari tanjakan serta turunan. Meskipun memakan waktu yang cukup lama serta melewati medan yang agak berat, hal itu tidak begitu terasa sebab selama di perjalanan kami disuguhi dengan berbagai macam pemandangan yang membuat kami berdecak kagum mengingat betapa besarnya kuasa Allah SWT, Subhanallah !!! [caption id="attachment_210316" align="aligncenter" width="472" caption="ranu kumbolo :)"]
[/caption] Sekitar pukul 3 sore kami sudah sampai di Ranu Kumbolo dan langsung mendirikan tenda. Sesampainya di sana ternyata sudah banyak sekali tenda-tenda yang berdiri
mungkin ada sekitar 50 tenda lebih. [caption id="attachment_210319" align="aligncenter" width="472" caption="welcome to ranu kumbolo"]
[/caption] Sore itu kami memutuskan untuk bermalam di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati keesokan harinya. Dan seperti inilah suasana Ranu Kumbolo waktu pagi hari, alhamdulilah kabut pada pagi itu tidak terlalu tebal jadi kami bisa melihat indahnya surga kecil disana. [caption id="attachment_210324" align="aligncenter" width="472" caption="waiting the sun upcoming :)"]
[/caption] [caption id="attachment_210325" align="aligncenter" width="472" caption="i called it a little heaven on the earth"]
[/caption] [caption id="attachment_210326" align="aligncenter" width="448" caption="yeayy!!!"]
[/caption] Dan siang harinya kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Mahameru, namun yang berangkat hanya 3 orang, sedangkan teman kami yang satu kebagian menjaga tenda di Ranu Kumbolo. Jalur yang kami lewati sebelum mencapai Kalimati yaitu Ranu Kumbolo-Oro2 Ombo-Cemoro Kandang-Kalimati perjalanan melewati jalur ini ditempuh selama 3 jam berjalan kaki. Di antara Ranu Kumbolo dna Oro-oro Ombo terdapat sebuah tanjakan ekstrem yang cukup terkenal, yaitu Tanjakan Cinta. Di tanjakan ini ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa jika kita melewati tanjakan ini tanpa menoleh ke belakang sambil memikirkan pasangan kita, maka kita akan awet bersama orang itu,
dan saya berhasil melewati tanjakan itu tanpa menoleh ke belakang, hahaha :D. [caption id="attachment_210372" align="aligncenter" width="300" caption="megap-megap setelah melewati tanjakan cinta"]
[/caption]
Setelah melewati tanjakan cinta, kami disuguhkan dengan sebuah padang savana yang benar-benar indah.
[caption id="attachment_210373" align="aligncenter" width="300" caption="savana :)"]
[/caption]
Dan setelah 3 jam perjalanan sampailah kami di Kalimati. Disana ternyata juga sudah banyak tenda yang terpasang.
Karena kami sampai di Kalimati sore hari maka kami memutuskan untuk beristirahat sampai malam menghemat energi untuk melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru tengah malam nanti. Saat jam menunjukkan pukul 23.15 wib kami bersiap-siap untuk mendaki ke puncak. Saat itu ada beberapa tim besar yang melakukan perjalanan ke puncak, jika di total mungkin mencapai 100 orang. Untuk mencapai puncak dibutuhkan waktu 6 jam berjalan kaki dari Kalimati-Arcopodo-Cemoro Tunggal-Mahameru. Medan yang kami lalui cukup berat apalagi bagi saya yang pemula seperti ini, yang ada hanya tanjakan tanpa ada tanah yang datar ataupun jalan menurun. Jalur Kalimati-Cemoro Tunggal yang kami lewati selama sekitar 1 jam cukup menguras energi saya. Sesampainya di Cemoro Tunggal menuju Mahameru saya dihadapkan lagi dengan medan yang lebih berat, tanjakan yang berupa pasir dan kerikil-kerikil tajam dan dingin. Susah sekali untuk menapakai jalan yang berupa pasir seperti itu, baru melangkah 5 langkah rasanya sudah menguras energi dan membuat nyali saya semakin ciut untuk sampai ke puncak. Karena semangat dari teman-teman pendaki yang lain saya tetap melanjutkan perjalanan saya. Namun karena rasa capek yang luar biasa serta dalam kondisi mengantuk, lapar dan kedinginan yang amat sangat
meskipun saat itu saya sudah memakai jaket rangkap 3 dan celana dobel, hawa dingin tetap memaksa masuk ke tubuh saya,  saya akhirnya menyerah di 2/3 perjalanan menuju puncak. Saya tidak peduli lagi dengan semangat yang diberikan teman-teman saya, saya menyerah dan saya lebih memilih berhenti karena saya rasa fisik saya tidak kuat lagi. Saya memutuskan menikmati
sunrise di 2/3 puncak dengan balutan
sleeping bag yang sudah saya persiapkan sebelumnya. Dalam hati saya ingin sekali mencapai puncak, mengibarkan bendera merah putih disana namun apa daya, fisik saya yang kurang mendukung membuat keinginan itu terpaksa di urungkan. Dan ternyata bukan hanya saya yang menyerah dalam 2/3 perjalanan itu, banyak pendaki lain yang juga menyerah dalam perjalanan mereka,
haha saya punya teman menyerah juga akhirnya.
[caption id="attachment_210375" align="aligncenter" width="300" caption="the sun upcoming :)"]
[/caption]
[caption id="attachment_210377" align="aligncenter" width="300" caption="negeri di atas awan :)"]
[/caption] [caption id="attachment_210378" align="aligncenter" width="300" caption="2/3 puncak :p"]
[/caption]
Setelah puas menikmati sunrise di 2/3 puncak, saya memutuskan untuk turun dan kembali menuju Kalimati. Saat turun saya mengalami kejadian yang cukup memalukan, saya terjatuh dan terjungkal karena tidak bisa meyeimbangkan tubuh saya saat melewati turunan yang berupa pasir it's so memalukan sekali you know.Dan sejak kejadian itu saya lebih berhati-hati dan lebih menikmati perjalanan saya sambil menikmati pemandangan di sekitar saya, tanpa perlu tergesa-gesa karena jalanan yang dilewati berupa turunan yang lumayan curam. Dan inilah oleh-oleh saya peroleh dari puncak.
[caption id="attachment_210382" align="aligncenter" width="300" caption="the great mahameru and edelweiss"]
[/caption] Dalam hati saya bertekad, suatu hari nanti saya pasti akan kembali lagi kesini dan akan mengibarkan sang merah putih di puncak tertinggi di Jawa ini, Puncak Mahameru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya