PENDAMPINGAN REVITALISASI BIOPORI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR DI WILAYAH RW 11 SEMOLOWARU
Revitalisasi biopori di wilayah RW 11 Semolowaru merupakan inisiatif penting untuk mengatasi masalah kualitas air dan genangan air yang sering mengganggu penduduk setempat. Program ini dilaksanakan oleh mahasiswa KKN dari Universitas 17 Agustus 1945, dengan tujuan memberikan solusi efektif dan berkelanjutan untuk pengelolaan air hujan serta perbaikan lingkungan.
Biopori adalah lubang-lubang kecil di dalam tanah yang dirancang untuk meningkatkan penyerapan air hujan, sehingga air dapat masuk ke dalam tanah dengan lebih cepat dan mengurangi genangan di permukaan. Di RW 11 Semolowaru, biopori akan membantu mengurangi risiko banjir, terutama saat musim hujan. Air yang masuk ke dalam biopori juga akan tersaring secara alami oleh tanah, sehingga kualitas air tanah dapat meningkat karena kontaminan yang mungkin ada dalam air hujan akan tertinggal di lapisan atas tanah.
Selain itu, biopori juga berfungsi untuk pengelolaan sampah organik. Warga dapat memasukkan sisa-sisa organik rumah tangga, seperti daun kering, sisa makanan, dan potongan sayuran ke dalam lubang biopori. Bahan organik ini akan terurai secara alami dan menjadi kompos, yang bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah kandungan hara.
 Namun, pelaksanaan program revitalisasi biopori di RW 11 Semolowaru menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang manfaat biopori dan cara membuatnya. Banyak warga yang belum tahu cara pembuatan dan perawatan biopori yang benar. Selain itu, perawatan biopori sering tidak konsisten, sehingga fungsi biopori tidak maksimal. Di area yang padat penduduk, keterbatasan ruang juga menjadi kendala dalam pembuatan biopori.
Untuk mengatasi tantangan ini, strategi yang diterapkan antara lain adalah edukasi dan sosialisasi intensif kepada masyarakat. Kampanye edukatif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya biopori. Pelatihan praktis juga diberikan untuk memastikan warga memahami cara membuat dan merawat biopori. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan sektor swasta sangat penting untuk memberikan dukungan sumber daya dan teknis. Selain itu, desain biopori yang inovatif dikembangkan, seperti biopori vertikal atau menggunakan pot khusus yang bisa ditempatkan di halaman atau taman, sehingga dapat mengatasi keterbatasan ruang di area padat penduduk.
Implementasi program dimulai dengan survei dan identifikasi lokasi strategis untuk pembuatan biopori. Selanjutnya, warga dilibatkan dalam pembuatan biopori secara gotong-royong, untuk memastikan biopori tersebar merata di seluruh wilayah RW 11. Monitoring berkala dilakukan untuk memastikan biopori berfungsi dengan baik dan melakukan evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan. Pengelolaan berkelanjutan juga melibatkan komunitas lokal secara aktif dalam perawatan dan pengelolaan biopori, termasuk pengumpulan sampah organik untuk diisi dalam biopori.
Dengan upaya revitalisasi biopori ini, diharapkan kualitas air di RW 11 Semolowaru dapat meningkat secara signifikan. Program ini tidak hanya akan membantu mengatasi masalah genangan air dan banjir, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Melalui edukasi, partisipasi aktif warga, dan kolaborasi dengan pemerintah serta sektor swasta, program ini dapat berhasil dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat di RW 11 Semolowaru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H