Sudah lama banget aku gak nulis atau membaca berita-berita di Kompasiana ; blog go kill yang selalu menghibur hari-hari ku. Semua bermula ketika aku mulai sibuk dengan pendaftaran dan tes masuk perguruan tinggi. Sejak saat itulah aku mulai jarang membuka situs lain selain email dan web. masuk perguruan tinggi. Apalagi hari-hari ku sekarang yang sudah bukan siswa lagi lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktifitas di luar kos baik kegiatan ukm atau kumpul bersama teman-teman mahasiswa. Terkesan lebay sih... tapi emang seperti itu keadaannya. Tambah lagi sinyal internet dari salah satu paketan kartu perdana yang lemotnya aduhai..sampai sekarang masih aku pakai sih..eman, kan masa kadaluarsanya 1 tahun dan gratis BBM dan WA..hehe...jadi hampir kudet informasi-informasi di negeri ini. Untungnya masih ada TV di kos.
Sore ini aku sempat meluangkan waktu untuk browsing tulisan-tulisan hebat dari para penulis kompasiana. Sungguh itu membuat aku minder. Dari segi pemilihan topik dan isinya yang bikin merinding. Aku suka dengan tulisan-tulisan seperti itu yang memiliki argumen kuat. Apalagi banyak juga di anatara penulis-penulis tersebut memiliki latar pendidikan yang tinggi juga pemikiran mereka yang..yang bisa di bilang kritis berat yah...
Padahal  waktu SMA aku enjoy aja menulis artikel di Kompasiana...tapi setelah lama gak mampir terus baru mampir dan langsung melihat tulisan-tulisan seperti itu..nyaliku langsung menciut... selama ini..ternyata apa yang aku tulis serasa seperti butiran debu... menulis catatan ini pun aku sampai harus menguatkan hati...sebagai pemanasan untuk menghilangkan rasa minder.... tapi ya tetap saja rasa itu masih ada..karena yang di jadikan perbandingan adalah artikel-artikel kritis para author hebat.
Mungkin mereka rajin menulis sehingga muncul banyak ide dan pemikiran tentang ini itu nya berkembang... aku yakin..mereka yang suka menulis imajinasinya tinggi..pastinya dia suka membaca dan mencermati berbagai macam hal. Semakin di asah..semakin kritis..sehingga membuat orang-orang yang membaca tulisannya di tuntut untuk berpikir kritis juga. Nih buktinya...setelah sekilan lama aku tak menulis dan yang di jadikan acuan hanya buku-buku diktat akhirnya logakan ku terkilir, tulisannya amburadul, dan kelihatan banget kudetnya. Jadi minder alias malu deh.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H