Mohon tunggu...
Ayu Fitriyani Sabila Siregar
Ayu Fitriyani Sabila Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - ︎ ︎ ︎ ︎

︎ ︎ ︎ ︎

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Pendidikan Indonesia Saat Ini

30 Juli 2021   16:18 Diperbarui: 30 Juli 2021   17:59 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah mewajibkan seluruh rakyatnya mendapatkan pendidikan minimal 12 tahun. Bagi rakyat kurang mampu mendapatkan bantuan biaya dari pemerintah berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Anak-anak indonesia sangat berkualitas baik bidang akademik maupun non akademik. Namun dalam dunia pendidikan juga memiliki sisi gelapnya, seperti yang kita lihat pendidikan saat ini sangat kurang merata, maka terjadi kesenjangan antara satu dengan yang lain.

Menurut KBBI, kata pendidikan berasal dari kata 'didik' dan mendapat imbuhan 'pe' dan akhiran 'an', yang dapat dijelaskan bahwa pendidikan mempunyai arti sebuah cara mendidik siswa atau memotivasi siswa untuk berperilaku baik dan membanggakan, sedangkan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam tujuan pendidikan nasional dan pendidikan di sekolah dasar. Maka dapat di simpulkan pendidikan sangat berperan penting dalam suatu negara, namun dalam indonesia pendidikan belum merata. Hal ini di akibatkan beberapa faktor salah satunya infrastruktur dan fasilitas tidak memadai, pola pikir masyarakat pelosok kolot, kualitas guru yang kurang.

Di masa pandemi seperti ini pendidikan menjadi lampu sorot kemendikbud. Dari databoks, pelajar yang mengalami putus sekolah banyak terjadi di tingkat sekolah dasar (SD) sebanyak 59,4 ribu pelajar. Selanjutnya di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 38,5 ribu pelajar. Di tingkat sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 26,9 ribu pelajar dan di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) sebanyak 32,4 ribu pelajar. Perekonomian keluarga yang rendah menjadi pemicu putusnya anak sekolah. Selain itu, terjadi juga pernikahan dini yang membuat tanda bahaya di kalangan masyarakar sekitar.

Kualitas pelajar menjadi menurun, sehingga menjadi topik hangat menteri pendidikan dan kebudayaan yaitu Nadiem Makarim. Di akibatkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kurang efisien. Untuk di daerah pelosok sangat sulit untuk di jalankannya sistem PJJ, di karenakan internet kurang memadai dan tidak semua masyarakat paham gadget. Nadiem mengharapkan untuk segera sekolah di buka dan melakukan tatap muka. Hal ini untuk meningkatkan kualitas pelajar indonesia.

Komisioner Komisi perlindungan anak indonesia (KPAI) Retno Listyarti juga menyoroti permasalah putus sekolah pada masa pandemi. Untuk bantuan kuota gratis bagi masyarakat desa belum cukup, karena kesenjangan internet antara kota dan desa sangat berbeda. selama periode Januari hingga Maret 2021 terdapat 33 kasus anak putus sekolah karena menikah, 2 kasus karena bekerja, 12 kasus karena menunggak SPP, dan 2 kasus karena kecanduan gawai sehingga harus menjalani perawatan dalam jangka panjang. Hal ini membuat pendidikan di desa ataupun pelosok menjadi ancaman untuk bangsa.

Peran orang tua saat ini sangat penting untuk menjaga kestabilan mental anak. Tidak semua anak mendapatkan rumah yang sehat, nyaman, dan tentram. Situasi keluarga menjadi dukungan semangat anak selama melakukan PJJ, jika situasi keluarga tidak mendukung anak, maka akan terganggu masa sekolah sang anak. Demikian kita harus menjaga situasi keluarga dengan baik agar tidak terjadi penurunan semangat belajar.

Saya berharap dari kemendikbud dan KPAI melakukan tindakan cepat dan tepat untuk anak-anak yang telah putus sekolah. Mereka adalah harapan bangsa. Saya juga mengapresiasi beberapa orang yang telah membangun sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu maupun putus sekolah. Semoga suatu saat nanti saya juga dapat membangun sekolah gratis untuk negeri tercinta di daerah pelosok yang membutuhkan pendidikan. Yuk, kita sama membangun kualitas bangsa indonesia dengan semangat.

Daftar Pustaka

Jayani, D, Hadya. 2021. Terdapat 157 Ribu Siswa Putus Sekolah pada Tahun Ajaran 2019/2020. [diakses 24 Juli 2021]; Tersedia pada: https://databoks.katadata.co.id/ datapublish/2021/01/11/terdapat-157-ribu-siswa-putus-sekolah-pada-tahun-ajaran-2019  2020

Bona, M, F. 2021. Sambut Hardiknas, KPAI Soroti Angka Putus Sekolah Selama Pandemi. [diakses 24 Juli 2021]; Tersedia pada: https://www.beritasatu.com/nasional/768291/ sambut-hardiknas-kpai-soroti-angka-putus-sekolah-selama-pandemi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun