Kurikulum Merdeka Belajar adalah suatu program pendiidikan yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim pada tanggal 11 Februari 2022 untuk mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana, dan lebih fleksibel untuk mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.
"Jadi, pada dasarnya dalam Kurikulum Merdeka ini kita masih menggunakan Kurikulum K13 tetapi kita sederhanakan secara drastis melalui Kurikulum Darurat. Kita berikan pilihan kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia menggunakan ini. Hasilnya sebanyak 31,5% sekolah kita pindah menggunakan kurikulum darurat," papar Nadiem saat peleuncuran Kurikulum Merdeka Belajar secara daring.
Terdapat pilihan 3 implementasi Kurikulum Merdeka Belajar secara mandiri, yaitu mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi. Peserta didik memiliki cara efektif tersendiri untuk belajar memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru, membuat perubahan kepada diri sendiri dan dunia supaya lebih baik lagi, serta dapat meningkatkan kepedulian kepada sesama.
Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan oleh satuan pendidikan mulai dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA & SMALB dan SMK kelas X.
Berbeda dengan satuan pendidikan lainnya, pada SMK diterapkan Program SMK Pusat Uggulan pada Kurikukulm Merdeka Belajar yang dirancang oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini bertujuan untuk mendorong peserta didik SMK agar mampu memiliki keahlian tertentu sehingga menjadi insan yang berkualitas dan siap untuk bekerja.
Program SMK Pusat Unggulan bertujuan dalam penguatan aspek sofskill dan hardskill pada peserta didik. Lalu, peserta didik akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu semester. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan peserta didik masuk ke dunia kerja, baik dalam skill maupun pengalaman dengan kualitas yang terbaik. Selain itu, diterapkannya Teaching Factory (TeFa) yang bertujuan untuk mengenalkan suasana dunia industri di sekolah kepada peserta didik dan mampu menghasilkan produk yang bekualitas dan bersifat ekonomis.
Implementasi Merdeka Belajar di SMK juga melakukan pembelajaran intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pembelajaran intrakurikuler dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok umum dan kelompok kejuruan.
Kelompok umum yang terdapat di SMK, yaitu:
1.Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
Perlu diketahui bahwa SMK pun mempelajari ilmu pengetahuan alam, yaitu fisika, dan mata pelajaran sejarah untuk ilmu pengetahuan sosial. Walaupun demikian, materi pengetahuan yang dipelajari bersifat kontekstual dengan kejuruan yang sedang ditempuh dan aktual.
2.Bahasa Inggris dan Matematika
Materi umum yang dipelajari di SMK dan pasti ada di semua jenjang pendidikan, yaitu bahasa Inggris dan matematika. Mata pelajaran ini pun penting dalam setiap aspek kehidupan. Namun, pada jenjang SMK kedua mata pelajaran tersebut sebagai pendalaman dan bersifat kontekstual dengan jurusan.
3.Informatika
Era teknologi ini, informatika sangatlah penting untuk mengetahui perkembangan zaman dan tidak gagal teknologi (gaptek). Selain itu, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar secara mandiri yang satu ini memberikan skill kepada peserta didik untuk siap bekerja di perusahaan besar.
Selanjutnya, kelompok kejuruan yang di tempuh peserta didik SMK, yaitu :
1.Mata pelajaran kejuruan
Mata pelajaran kejuruan adalah mata pelajatan yang dipelajari oleh peserta didik yang berhubungan dengan jurusan yang sedang ditempuh. Contohnya, mata pelajaran pembuatan pola dasar untuk kejuruan tata busana.
2.Mata Pelajaran Kreatif dan Kewirausahaan
Mata pelajaran kejuruan yang satu ini biasa disebut dengan PKKWU. Sejatinya, selesai menempuh pendidikan di SMK identik untuk melanjutkan ke dunia kerja sehingga dengan adanya mata pelajaran ini menambah pengetahuan dan jiwa seorang wirausaha pada peserta didik.
3.Mata Pelajaran Pilihan
Peserta didik yang akan melanjutkan ke dunia kerja maupun lintas jurusan dapat memilih mata pelajaran pilihan untuk mengembangkan diri pada bidang yang dipilih.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa peserta didik SMK harus mampu membagi waktu antara P5, praktik kejuruan, dan materi umum. Peserta didik harus mampunyai cara belajar efektif supaya dapat mewujudkan kerja nyata dari Semarak Merdeka Belajar.
"Saya lebih suka mencari informasi atau belajar di rumah dibandingkan saya harus mencatat sambil mendengarkan guru di sekolah karena kalau saya masih belum paham, saya bisa mengulik sampai saya paham," papar seorang siswi SMK jurusan tata busana pada wawancara instagram Selasa malam 23/5.
Ada pula cara belajar efektif dari siswi SMA yang sedang merasakan Kurikulum Merdeka Belajar. "Aku sendiri kalau semisal ada jam mapel yang dipotong, biasanya aku review lagi materinya apa dan buat catatan. Jadi, nanti disekolah dilengkapin sama catatan dari guru," paparnya.
Menurut paparan siswi di atas, Kurikulum Merdeka Belajar memberikan dampak positif karena memberikan ruang kepada peserta didik untuk menggali skill dan jati diri semasa duduk di bangku sekolah lebih dalam. Peserta didik dapat mengeksplor pengetahuan seluas-luasnya dengan cara mereka sendiri yang lebih efektif dan menyenangkan. Selain itu, pendidikan yang ditempuh seimbang antara projek, praktik, dan materi sehingga peserta didik mempunyai skill dan pengalaman untuk menghadapi dunia industri maupun lintas jurusan.
"Dampak negatif dari Kurikulum Merdeka itu menurut saya, belajarnya kurang efektif karena adanya kegiatan P5 dan kurangnya mendapatkan materi dari guru yang sesuai dengan teorinya," jelas siswi SMK jurusan tata busana pada wawancara instagram Selasa malam 23/5.
Sebagai evaluasi dari paparan siswi di atas, para pendidik pun sudah seharusnya ikut serta dalam Semarak Merdeka Belajar dengan mengetahui potensi peserta didik dan memberikan bahan ajar dengan media yang efektif, komunikatif, aktual, dan kontekstual.
"Cara belajar efektif aku biasa, mau mendekati ujian, biasa belajar bareng sama anak-anak RPL yang juga paham akan materi yang akan di bahas di ujian nanti," kata siswi SMK jurusan tata busana pada wawancara instagram Selasa siang 23/5.
Dapat disimpulkan, siswa SMK tetap bisa mengikuti Kurikulum Merdeka Belajar sehingga siap menghadapi dunia kerja dan lintas jurusan dengan cara belajar efektif sebagai berikut:
1.Mencatat materi yang diterangkan oleh guru di sekolah.
2.Membaca, mempelajari, dan memahami materi yang dicatat.
3.Jangan sungkan bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami.
4.Gunakan media sosial dengan bijak untuk mencari informasi seputar pengetahuan.
5.Belajar bersama teman walaupun berbeda jurusan.
Dengan demikian, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar sebagai praktik baik merdeka belajar bukanlah hal yang sulit untuk diterapkan dan memberikan kemudahan yang seimbang antara peserta didik dan pendidik di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H