Mohon tunggu...
Ayu Fahimah Diniyah Wathi
Ayu Fahimah Diniyah Wathi Mohon Tunggu... -

learn to be a journalist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hijab 'Style', Cobaan bagi Kaum Muslimah

30 Agustus 2012   09:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 5701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1346510868611371827

Dikatakan sebagai cobaan, tentu memiliki suatu hal yang perlu diperbaiki atau dihilangkan sekalian. Bukan masalah style yang tertulis setelah kata hijab (kerudung, red), namun karena model atupun bentuk hijab style yang saat ini menjadi trend di kalangan masyarakat. Tentu sebagai muslim/ah, akan sangat senang ketika melihat semakin antusiasnya muslimah untuk memakai hijab sehingga semakin banyak pula muslimah yang ingin mengenakan pakaian mulia ini. Hijab menjadi cobaan ketika banyak hal yang sebaiknya dihindari dalam pemakaiannya namun justru banyak muslimah yang terpikat pada hal ini.

Pada kenyataannya, saat ini hijab memiliki banyak sekali gaya yang ditawarkan oleh para produsen maupun desainer hijab itu sendiri. Mulai dari kerudung segi empat, pashmina, dan lain sebagainya. Dan memang tampilan-tampilan hijab tersebut menarik dan sangat diminati para muslimah muda –khususnya mahasiswi dan pelajar. Sekali lagi, bukan masalah style yang diterapkan dalam berhijab namun saat ini rasanya hijab lagi bukan menjadi sebuah kewajiban dan kebutuhan melainkan sebagai sebuah perhiasan sehingga banyak –tidak semua- hijabers yang menanggalkan kesyar’ian sebuah hijab.

Hijab yang sedang in saat ini kebanyakan tidak menjulur/menutupi dada padahal sudah jelas perintah untuk menjulurkannya hingga menutupi dada pada Q.S. An-Nuur : 31 berikut :

”Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Selanjutnya, banyak hijab yang menyerupai suatu kaum yang saat ini dapat kita lihat pada hijab yang digunakan seperti seorang biarawati dengan menggunakan ciput ketat pada bagian leher kemudian menggunakan kain kerudung yang tidak ditutupkan pada bagian leher tersebut.

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan mereka”, (H.R. Abu Daud)

Selain itu, memakai kerudung dengan menggunakan konde atau ciput yang menyerupai konde juga sebaiknya dihindari karena para pemakainya tidak akan mencium bau surga.

”Ada 2 kelompok penghuni neraka dari ummatku tetapi aku belum pernah melihat keduanya yaitu : wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, genit, kepalanya seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya.Juga sekelompok laki-laki yang membawa cemeti seperti ekor sapi, yang mereka gunakan untuk memukuli hamba-hamba Allah “ (H.R. Muslim)

Masih ada hal yang perlu dihindari, dan ini yang sering dianggap remeh oleh sebagian muslimah, yaitu menggunakan kain kerudung yang tipis. Pemakaian kain kerudung yang tipis akan menyebabkan seorang muslimah dikatakan seperti berpakaian tapi telanjang yang memiliki 3 aspek, yaitu:

1.         Berpakain tapi kain yang digunakan tipis/terawang

2.         Berpakain tapi kain yang digunakan press body

3.         Berpakain tapi kain yang digunakan tidak menutupi seluruh aurat

Saudariku, untuk terakhir kalinya, style bukan menjadi masalah dalam memakai hijab. Namun alangkah baik dan benarnya ketika kita mampu memadupadankan style dan kesyar’ian sebuah hijab, serta yang paling penting untuk tidak menjadikan hijab sebagai sebuah perhiasan. Style dapat diterapkan pada hijab maupun pakaian kita dengan tidak berlebihan atau secukupnya karena tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar wanita khususnya muslimah sangat menyukai keindahan terutama dalam hal pakaian yang dikenakan. Mari menciptakan hijab-hijab terindah di mata manusia dan Allah SWT dan menjadikan cobaan ini sebagai manfaat yang besar untuk saudari-saudari kita serta kita sendiri tentunya. Fastabiqul khairat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun