Mohon tunggu...
ayudia larasati
ayudia larasati Mohon Tunggu... -

Ig/line: ayudialarasatiw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Parkir Perempuan yang Berganti Peran Mencari Nafkah untuk Menghidupi Keluarga Kecilnya

14 April 2014   05:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibu Tuti dan Bapak Agus menikah sudah 10 tahun dan mempunyai anak bernama Akira berumur 2 tahun saat itu bapak Agus bekerja sebagai tukang pos gaji perbulannya 1 juta. Tapi saat itu bapak Agus tidak menabung dikantornya yang sudah disediakan, seharusnya pak Agus manabung untuk masa depan anaknya dan keluarga kecilnya. Sedangkan ibu Tuti tidak bekerja alias ibu rumah tangga, yang sehari-harinya hanya mengurusi anak dan membereskan rumah. Keluarga kecil mereka tinggal di perkampungan yang mengontrak di kontrakan pak haji Saleh yang tiap perbulannya membayar150rb rupiah.

Suatu hari pak Agus pergi berangkat bekerja untuk mengantarkan surat-surat pos dipagi hari. Pagi-pagi sekali pak Agus sudah berangkat dan berpamitan kepada istrinya dan anaknya. Kemudian berangkatlah pak Agus untuk mengantar surat-surat pos,tiba-tiba pak Agus ditabrak oleh mobil angkot yang remnya blong, bapak Agus pun masuk rumah sakit dan menderita kaki sebelah kanannya patah, pak Agus sudah lama menderita penyakit paru-paru basah. Sejak saat itu pak Agus berherti bekerja sebagai tukang pos. Pada saat itulah bu Tuti menjadi tulang punggung keluarga, dan dia menggantikan seoarang pak Agus yang tadinya pak Agus mencari nafkah tetapi sekarang bu Tuti yang mencari nafkah untuk menghidupi anaknya Akira dan suaminya. Dikarenakan pak Agus sudah tidak mampu lagi untuk bekerja, pak Agus berkata “saya tidak rela kalo istri saya harus menggantikan saya untuk mencari nafkah. Yang seharusnya saya yang mencari nafkah ini malah istri saya, tapi apadaya saya tidak bisa berbuat apa-apa saya hanya bisa terdiam dan merasakan sakitnya penyakit ditubuh ini.”

Bu Tuti pun mencari pekerjaan yang hal untuk mendapatkan uang dan akhirnya Bu Tuti pun mempunyai pekerjaan yang halal yaitu sebagai tukang parkir dipertigaan Villa Nusa Indah. Setiap hari dia berangkat pagi-pagi,biasanya jam 7 pagi Bu Tuti sudah disana kadang-kadang Bu Tuti tidak hanya menjadi tukang parkir disana tetapi dia juga menjadi tukang parkir ditempat lain. 4 jam pun berlau ibu Tuti sudah mendapatkan uang dan segera membeli makanan untuk suami dan anaknya dirumah, dia pun segera pulang kerumah kontrakannya itu untuk memberi makanan. Kadang-kadang pun anaknya Akira ikut bersama ibunya bekerja menjadi tukang parkir sambil digendong-gendong. Selain bekerja sebagai tukang parkir ibu Tuti pun juga melakukan pekerjaan rumah.

Penghasilan Bu Tuti perhari itu hanya 70rb rupiah paling besar 100rb rupiah. Hasil uangnya tersebut pun untuk makan sehari-hari,mebeli obat untuk suaminya dan kebutuhan lainnya. Kontrakan tempat dia tinggal sekarang tidaklah seharga 200rb,karena Haji Saleh begitu baik dan megetahui bahwa ibu Tuti tidak mampu membayarnya dan akhirnya uang kontrakan pun di diskon menjadi 50rb rupiah perbulan. Ibu Tuti tidak pernah mengeluh dengan kondisinya sekarang ini, Bu Tuti hanya bisa bersyukur dan berdoa ibu Tuti hanya ingin anaknya sekolah setinggi-tingginya untuk mencapai masa depan yang cerah dan menyembuhkan penyakit suaminya. Oleh sebab itu bu Tuti tidak pernah menyerah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun