Pekalongan - Mahasiswa KKN 60 Kelompok 42 UIN Gus Dur Pekalongan mengadakan Kelas Inspirasi di Aula Kelurahan Simbang Kulon, Kec. Buaran Kab. Pekalongan pada 15 November 2024 dengan mengusung tema “Digital Marketing, Kiat Sukses Berwirausaha”.
Kelas Inspirasi ini menghadirkan Muhamad Alfansyah, S. Akun., CAP (Alumni UIN Gus Dur) sebagai narasumber dengan moderator Khomisah Wulandari.
Beliau merupakan seorang digital marketing di bidang fashion, Public Speaker, dan Enterpreneur.
Kelas Inspirasi diikuti sekitar 15 orang pelaku UMKM yang terdiri dari kaum anak muda, ibu-ibu dan bapak-bapak.
Koordinator KKN Kelompok 42 Muhammad Nafid Himamuna dalam sambutannya menyampaikan, Kelas Inspirasi Digital Marketing ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan pemasaran produk secara digital serta menginspirasi masyarakat dengan trik-trik pemasaran digital.
“Kelas Inspirasi ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dalam berwirausaha secara digital serta menambah relasi untuk membangun jaringan usaha yang profesional”, jelas Nafid.
Digital Marketing merupakan pemasaran sebuah produk atau jasa melalui platform digital seperti media sosial (Instagram advertising, Facebook Ads) dan e-commerce (TikTok Shop dan Shopee).
Jika dilihat dari kondisi lingkungan Simbang Kulon. Umumnya para pelaku UMKM menjajakan produknya secara digital, namun ada beberapa yang masih dengan cara tradisional.
Kelas Inspirasi ini hadir untuk menambah edukasi tentang bagaimana cara menjangkau konsumen yang lebih luas. Dengan strategi yang tepat, usaha kecil sekalipun bisa menjangkau pasar yang luas dan meningkatkan penjualan melalui digital marketing. Tak hanya itu, ujung tombak sebuah strategi digital marketing adalah selling. Selling merupakan aktivitas perubahan orang yang sudah kepo menjadi beli.
Muhamad Alfansyah, S. Akun., CAP selaku pemateri mengatakan, bahwa digital marketing dapat membuat orang kepo dengan usaha yang dimiliki oleh UMKM. Sedangkan selling, aktivitas dari kepo menjadi beli.
Akan tetapi, dalam penjualan secara online memiliki beberapa permasalahan seperti berani banting-bantingan harga dan harus punya brand.