Mohon tunggu...
Ayu Dessy Wulansari
Ayu Dessy Wulansari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Communication student UPN "V" Yogyakarta , wanna be a Journalist and love Manchester United so much :*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku, Cinta yang Tulus (End)

1 Mei 2012   08:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nathan bisa menebak bagaimana rekasi orangtuanya. Ayah dan Ibu Nathan marah besar bahkan memukul anak satu-satunya itu. Tiara yang tidak tahan atas respon orangtua Nathan maju dan melawan orangtua itu dengan menyebutkan bahwa mereka-lah penyebab Nathan bisa terjerumus ke dunia narkoba. Orangtua Nathan lalu terdiam dan menceritakan sesuatu. Nathan tercengang mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Ibunya. Ia ternyata bukan anak kandung dari orang yang sudah ia anggap orangtuanya selama ini. Ia hanya anak yang diadopsi ketika umurnya enam bulan. Orangtua kandung Nathan sudah meninggal dan merupakan teman dari orangtua angkatnya. Ternyata orangtua angkat Nathan dendam terhadap orangtua kandung Nathan yang semasa hidup pernah menipu keduanya. Orangtua angkatnya tahu kalau ia ditipu sejak Nathan baru berumur tujuh tahun dan sejak itulah sikap keduanya berubah dingin. Kenyataan ini begitu pedih bagi Nathan. Ia marah pada nasib dan takdirnya. Tetapi ia berusaha tegar karena ada Tiara di sampingnya.

Pada hari yang sudah ditetapkan, Nathan mulai masuk ke pusat rehabilitasi dan Tiara selalu setia menemani dirinya. Orangtua angkat Nathan yang membiayai segalanya karena mereka bersalah terhadap Nathan yang tidak tahu apa-apa. Hari-hari Nathan kembali tenang, walaupun ia sering kesakitan ketika tubuhnya meminta obat-obatan terlarang lagi. Tiara tetap menyemangati Nathan dan memberikan seluruh perhatiannya pada pria yang ia cintai itu. Tiara kembali menyatakan perasaannya kepada Nathan dan dengan nada lemah namun bahagia Nathan pun menyatakan perasaannya kepada Tiara. Mereka menjadi sepasang kekasih dan sangat bahagia walaupun kondisi yang ada tidak dalam keadaan baik.

Masalah baru muncul. Keluarga Tiara tidak terima bahwa Tiara berpacaran dengan pemuda pecandu narkoba. Orangtua dan dua kakak laki-lakinya marah besar. Tiara mulai dihalang-halangi untuk mengunjungi Nathan di pusat rehabilitasi. Ia selalu diawasi saat keluar rumah agar tidak kabur menghampiri Nathan. Tiara mulai frustasi karena ia sudah merindukan Nathan. Perasaan tidak enak juga dirasakan Nathan. Ia merasa ada yang aneh. Tiara tidak pernah mengunjunginya selama seminggu terakhir. Nathan mencoba menelpon Tiara dari pusat rehabilitasi, tetapi tidak bisa tersambung. Karena tidak bisa menemukan jalan lain, ia hanya pasrah dan terus berpikir positif. Tiara yang sudah tidak tahan lagi karena rasa frustasinya, meminta bantuan kedua sahabatnya untuk membantu. Silva dan Chesy pergi ke pusat rehabilitasi untuk memberitahukan kondisi yang terjadi pada Tiara dan keluarganya. Nathan lalu nekat keluar dari pusat rehabilitasi dan pergi ke rumah Tiara. Kedatangan Nathan di rumah Tiara disambut dengan sikap dingin dan tidak ramah oleh keluarga Tiara. Nathan lalu menceritakan kisah hidupnya yang kelam kepada keluarga Tiara. Nathan memohon agar diberi kesempatan untuk bisa bersama lagi dengan Tiara saat dirinya sudah dinyatakan sembuh dari pengaruh narkoba. Karena kesungguhan Nathan yang tulus dan apa adanya, membuat sikap keluarga Tiara melunak. Apalagi mereka tahu jika Tiara sangat mencintai pria itu. Akhirnya orangtua Tiara membuat kesepakatan terhadap Nathan dan Tiara. Mereka berdua boleh berpacaran jika Nathan sudah sembuh. Kesepakatan ini disambut baik oleh Nathan dan Tiara, juga kedua sahabat Tiara.

Suatu hari kemudian, kejadian tidak terduga terjadi. Kebakaran hebat melanda gedung tua pusat rehabilitasi pada malam hari. Semua penghuni berhamburan keluar, termasuk Nathan. Langkah kakinya tertahan ketika ia melihat salah satu wanita tua yang merupakan pengurus pusat rehabilitasi kesulitan untuk menyelamatkan diri. Nathan membantu wanita itu dari puing-puing gedung yang hangus terbakar. Nathan merasa sekujur tubuhnya panas, tetapi ia tetap ingin menolong. Setelah berhasil mengeluarkan wanita itu, kayu besar yang berada di atas Nathan jatuh dan mengenai tepat di kepalanya. Nathan yang tidak sadarkan diri masih bisa diselamatkan oleh tim pemadam kebakaran. Ia dibawa ke rumah sakit terdekat. Tiara yang tahu pusat rehabilitasi tempat Nathan berobat terbakar, langsung menuju ke lokasi itu dan mendapati tubuh Nathan digotong ke ambulans. Tiara berteriak histeris dan menangis. Di rumah sakit, Nathan mendapat pertolongan cepat. Ia mengalami luka berat di bagian belakang kepala dan mengenai otak kecilnya. Tidak lama kemudian Nathan dinyatakan meninggal karena otak kecilnya rusak dan ia kekurangan darah. Tiara sangat terpukul dan tidak percaya. Ia menghampiri jasad Nathan dan terkejut. Ia melihat wajah Nathan yang tenang, seakan menggambarkan bahwa ia bahagia di tempat barunya. Dan Tiara tahu ia harus tabah dan kuat karena orang yang ia cintai bahagia dengan jalan yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun