Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tentu memiliki kewajiban untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Salah satu dari tridharma tersebut adalah "Pengabdian Kepada Masyarakat". Oleh karenanya, mahasiswa di bawah naungan Lembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut KKN.
KKN UPI pada semester genap tahun akademik 2021/2022 dilaksanakan dari tanggal 11 Juli-10 Agustus 2022 dengan mengusung topik "Kuliah Kerja Nyata Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM". Program ini memodifikasi konsep SDG's global yang telah dicetuskan PBB yang memiliki 17 poin utama untuk menciptakan skema kehidupan berkelanjutan. Sustainable Development Goals (SDG's) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) sendiri adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, kualitas lingkungan hidup serta keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Maka SDG's Desa mengajukan 18 pokok program yang merujuk pada kearifan lokal.
Kelompok 51 KKN Tematik UPI mengusung salah satu poin SDG's Desa yaitu "Kawasan Pemukiman Desa Aman dan Nyaman". Kelompok 51 dibagi menjadi enam kelompok kecil yang tersebar di lima kelurahan di Kecamatan Bojongloa Kaler, salah satunya adalah Kelurahan Jamika. Kelompok kecil Kelurahan Jamika sendiri terdiri dari lima mahasiswa dari berbagai program studi dan fakultas di Universitas Pendidikan Indonesia.
Salah satu program yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu pembuatan tempat pembakaran sampah dari batu bata. Program ini dibuat di lahan kosong yang berlokasi di sekitar Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Program ini dibuat karena keluhan masyarakat mengenai pembakaran sampah yang sering terjadi di sembarangan tempat yang terlalu dekat dengan rumah warga dan juga membuat warga kurang nyaman dengan asap yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah tersebut.
Pembuatan tempat pembakaran sampah ini dibuat pada Selasa (02/8), oleh mahasiswa kelompok 51 KKN Tematik UPI Kelurahan Jamika. Program ini diawali dengan mengukur tempat di lahan kosong untuk memperkirakan jumlah batu bata yang dibutuhkan. Setelah itu merangkai batu bata secara tersusun agar kokoh dan tidak mudah hancur. Pemilihan bahan batu bata untuk tempat pembakaran sampah ini agar meminimalisir asap yang ditimbulkan. Selain itu juga pembuatan tempat pembakaran sampah ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan masyarakat sekitar yang terbiasa membakar sampah dimana saja atau di tempat yang berbeda-beda.
Program pembuatan tempat pembakaran sampah ini mendapat respon yang baik dari masyarakat sekitar Kelurahan Jamika. Dengan dibuat nya program ini diharapkan nantinya masyarakat dapat menggunakan tempat pembakaran sampah ini sebagaimana fungsinya dan juga tidak membuat masyarakat lainnya terganggu dengan adanya pembakaran sampah.
Pada dasarnya masih banyak cara dan program untuk mewujudkan poin "Kawasan Pemukiman Desa Aman dan Nyaman" pada SDG's Desa. Namun yang paling utama, peran aktif masyarakat desa sendiri merupakan hal yang paling penting untuk dapat mewujudkannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI