kebijakan program Keluarga Berencana menjadi salah satu ikhtiar kita bersama untuk menyukseskannya melalui pendekatan berbasis agama khususnya dalam perspektif Mubadalah.
Pilar Pertama
Pilar yang pertama adalah Zawaj atau pasangan. Artinya suami dan istri harus saling menyadari bahwa di dalam pernikahan, posisi keduanya adalah pasangan. Bukan imam ma'mum apalagi atasan dan bawahan.
Sehingga ketika pasangan suami istri berencana untuk menjadi akseptor atau pengguna alat kontrasepsi, bukan karena inisiatif pribadi atau tekanan pasangannya tetapi justru karena dilandasi dengan keputusan bersama.
Pilar yang kedua adalah janji pokok atau mitsaqan ghalidzan. Artinya meskipun merencanakan sebuah pernikahan maupun rumah tangga yang mungkin salah satu tujuan darinya adalah memiliki keturunan
Keluarga Sakinah
Di akhir sesi acara, DR. Nur Rofiah, Bil. Uzm juga menyampaikan bahwa untuk mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Pasangan suami istri juga harus memahami bahwa dalam memiliki keturunan, jangan hanya mempertimbangkan banyak atau jumlahnya saja.
Tetapi pasangan suami istri juga harus mempertimbangkan kualitas si anak tersebut sebagai generasi penerus bangsa. Mulai dari kualitas kesehatannya, mentalnya, kebutuhan pokoknya, pendidikannya, dan lain sejenisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H