Setiap sejuk yang bergeming
Hanya sejenak
Sewaktu-waktu koyak terbakar asap
Dan sisa-sisanya adalah hambar
Duh, aku masih menawan
Serta semerbak teratai pukul Sembilan pagi
“wangi” katanya
Sudah sekian kali aku di cium orang
“kau tetap wangi” katanya lagi
Ini rayuan atau pujian?
Aku tak mencium bau apapun
“tapi kau wangi, benar-benar wangi” katanya lagi kepadaku
Konon ibuku bilang
Saat aku masih sangat belia
“nanti ketika usiamu separuh usiaku,
Di kepalamu akan tumbuh mahkota
Di leheru melingkar lebar kelopak biru
Dan kedua kakimu menyatu, menciut jadi satu
Manjur benar ibuku bilang
Hamper semua orang mencium ujung kepalaku
“wangi” selalu begitu
Ah tuhan,,, aku mau plastik
Biar wangiku tidak habis di bawa angin
Atau kembalikan saja aku dan beliaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H