"Job Polarization and Task-Biased Technological Change" adalah sebuah penelitian yang mendalam yang dilakukan oleh David H. Autor dan rekannya pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana perubahan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), mempengaruhi pekerjaan dan struktur pasar tenaga kerja.
Penelitian ini menggunakan data dan analisis ekonomi untuk mempelajari hubungan antara perkembangan teknologi dan evolusi pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan adanya polarisasi pekerjaan, yang berarti adanya peningkatan jumlah pekerjaan di ujung bawah dan ujung atas spektrum keterampilan, sementara pekerjaan di tengah spektrum cenderung mengalami penurunan.
Polarisasi pekerjaan ini terjadi karena perubahan dalam tugas-tugas pekerjaan yang dapat dilakukan oleh AI dan teknologi terkait. Pekerjaan rutin dan repetitif, seperti pekerjaan di lini perakitan atau proses administratif, lebih rentan terhadap penggantian oleh AI. Di sisi lain, pekerjaan yang melibatkan keterampilan sosial, kreativitas, analisis kompleks, dan interaksi manusia cenderung lebih tahan terhadap pengaruh teknologi.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pekerjaan dengan tingkat keterampilan menengah cenderung mengalami penurunan karena tugas-tugas rutin dalam pekerjaan tersebut dapat digantikan oleh AI. Sebagai hasilnya, terjadi ketimpangan dalam pasar tenaga kerja, dengan pertumbuhan pekerjaan di kedua ujung spektrum keterampilan.
Kita dapat menarik sebuah konklusi bahwa meskipun AI dan teknologi terkait dapat menggantikan sebagian pekerjaan rutin, pekerjaan yang melibatkan keterampilan manusia yang kompleks, seperti kemampuan berinteraksi secara emosional, kreativitas, pemecahan masalah yang kompleks, dan kepemimpinan, cenderung tetap relevan dan sulit digantikan oleh teknologi.
Emosi manusia melibatkan sejumlah faktor yang kompleks, termasuk persepsi, interpretasi, dan pengalaman subjektif. Meskipun AI mungkin dapat mengenali pola dan ekspresi emosi, kekayaan nuansa dan pemahaman mendalam tentang emosi manusia sulit untuk dipahami oleh teknologi.
Keterampilan emosional manusia, dengan kompleksitas, keterhubungan, konteks sosial, dan peran dalam kreativitas, tetap menjadi domain yang sulit digantikan oleh AI. Meskipun teknologi terus berkembang, aspek-aspek manusia yang melibatkan emosi tetap memiliki keunikan dan nilai tak tergantikan dalam berbagai bidang, menegaskan pentingnya peran manusia dalam era AI yang terus berkembang.
Penelitian tersebut juga memberikan wawasan yang berharga tentang dinamika pasar tenaga kerja dalam era perkembangan teknologi, dan pentingnya mengembangkan keterampilan yang sulit digantikan oleh AI untuk menjaga daya saing di pasar kerja.
 Perkembangan teknologi AI telah mengubah lanskap pasar tenaga kerja, dan beberapa jenis pekerjaan akan tetap survive dan dicari dalam pusaran perubahan ini.