Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

What Love Really Is?

19 Februari 2023   13:51 Diperbarui: 19 Februari 2023   13:55 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penciptaan Adam (Pixabay.com)

Adam manusia pertama diciptakan dari material yang sudah ada sebelumnya yaitu debu tanah. Dalam Taman Eden TUHAN telah menciptakan laboratorium besar untuk sebuah mega proyek yaitu kehidupan sinergi antara manusia, tumbuhan, binatang dan ekosistem pendukung lainnya baik itu biotik maupun abiotik.  Bumi memang telah terbentuk tetapi belum ada semak atau tumbuhan apapun disana karena TUHAN belum menurunkan hujan ke bumi dan belum ada manusia untuk mengusahakan bumi.

Penciptaan manusia adalah suatu proyek besar dari grand design penciptaan bumi. Karena dari seluruh alam semesta termasuk planet-planet, galaksi dan tata surya, hanya di muka bumilah ditetapkan akan ada suatu makhluk yang bernama manusia yang diciptakan dari material debu tanah dan mengambil kemiripan dengan "Sang Kreator".

TUHAN membentuk manusia pertama yang di bernama Adam dari material yang  kelihatan kotor, aneh serta  tidak menarik, tetapi yang menunjukan perbedaan kontras manusia dengan makhluk yang lain adalah ia di hembus nafas Allah. Artinya manusia mendapat kehidupan termasuk inteligensi dari TUHAN sendiri.

Ketika itulah TUHAN melengkapi bumi dengan berbagai material yang nantinya dipakai untuk kelangsungan hidup manusia seperti pohon-pohonan, buah-buahan, binatang-binatang, sungai-sungai serta emas yang terdapat di perut bumi.

Ketika TUHAN menghembuskan nafas ke dalam hidung manusia, maka hiduplah ia dan menjadi sahabat TUHAN yang dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan bebas tanpa batas. TUHAN bahkan memberi tugas-tugas penting bagi Adam untuk mengelompokkan mereka serta memberi nama kepada bintang-binatang tersebut.

Dalam mengemban tugas penting tersebut, rupa-rupanya Adam menyadari bahwa TUHAN menciptakan binatang-binatang tersebut berpasangan. Lebih lagi ia menyadari bahwa hanya dirinya yang tidak memiliki pasangan sehingga ia merasa hidupnya tidak lengkap.Pekerjaan pada hakikatnya membuat Adam terus tajam secara skill dan kognitif tetapi secara batin ia semakin merasa kesepian dan membutuhkan pertolongan.

Adam sadar ia membutuhkan pribadi yang secara hakikat sama tetapi secara ungsi berbeda. Kita belajar bahwa cinta atau kasih membutuhkan objek untuk dikasihi dalam hal ini kesempurnaan hidup dalam Taman Eden ternyata tidak membuat Adam merasa "fullfiled".

TUHAN dalam kemahatahuannya tentu menyadari hal ini oleh sebab ia telah berfirman sebelumnya bahwa tidak baik kalau manusia yang Ia ciptakan hanya seorang diri saja. TUHAN kemudian membuat manusia itu tidur nyenyak dan mengambil salah satu tulang rusuk dan dari rusuk itu TUHAN membangun seorang pribadi yang disebut perempuan.

Benar saja, ketika ia bertemu dengan perempuan itu ia merasa bahwa ia adalah bagian yang telah diambil dari padanya atau mirip secara daging dan tulang. TUHAN kemudian memberkati manusia itu dalam sebuah pernikahan n yang Agung bersatu menjadi satu daging.

Ilustasi: Adam dan Hawa (Pixabay.com)
Ilustasi: Adam dan Hawa (Pixabay.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun