Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Paskah 2022: Tak Terpisahkan dari Kasih Allah

17 April 2022   07:39 Diperbarui: 17 April 2022   14:27 4499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Kubur Yesus Kosong (pixabay)

Kesepian, dukacita, hutang, harga-harga pangan yang meroket, penundaan kenaikan bahkan pemotongan gaji menjadi banyak hal yang sering terdengar dari percakapan-percakapan di talkshow televisi sampai ke warung-warung kopi di sudut-sudut desa.

Ya,  kendati Indonesia sudah mulai membaik dari ganas nya pandemi, nampaknya masih harus bergulat hebat dengan dampak pandemi yang panjang. Bagaimana tidak, sebagai contoh sederhana komoditas harian macam minyak goreng mendadak langka dan harganya meroket tajam semakin membuat tambahan beban jutaan rakyat seantero negeri.

Sekitar tahun 57-58 S.M, Rasul Paulus menuliskan Surat pengajaran dari kota Korintus. Ia secara panjang lebar mengurai berbagai topik inti dari Injil yang selama ini ia khotbahkan keseluruh Asia kecil. Perikop yang menjadi renungan umat Kristiani Indonesia pada perayaan Paskah tahun 2022 terambil dari Surat Roma pasal 8: 38-39 "

"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita".

Iman yang begitu kokoh terlihat dari bunyi ayat-ayat tersebut, dan hal itu bukan tanpa alasan yang jelas. Sebab, Allah sang pencipta telah berkenan dan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua.

Mari kita berhenti sejenak, menarik nafas panjang dan merenungkan beberapa kata dari kalimat tersebut." Allah menyerahkan". Wow! Allah Pencipta langit dan bumi, lautan, samudera dan segala isinya menyerahkan kepada kita. Apa yang Allah serahkan? Allah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal.

Lalu mengapa Allah menyerahkan anak-Nya? Karena tidak ada pengampunan tanpa penumpahan darah (Ibrani 9:22B TB). Seluruh sistem penebusan dalam hukum Taurat menuntut korban.

Kembali kepada kisah Bapa Abraham yang nyaris menyembelih Ishak dengan pisau tajam terhunus, kita mendapati satu kebenaran penting bahwa iman Abraham itu  konkrit dan terukur. Abraham tidak menyayangkan Ishak putranya untuk menjadi korban bakaran.  Tentu Allah yang maha pengasih dan penyayang tidak menghendaki kematian Ishak, Allah hendak mengetahui isi hati Abraham. Apakah Abraham mengasihi Allah lebih daripada anak kandungnya sendiri. Ya, Abraham percaya bahwa Allah sanggup bahkan menghidupkan orang mati! Ia beriman.

Paulus mencoba mendaftarkan beberapa hal yang sangat ditakuti oleh sebagian besar manusia yaitu kematian. Kematian bagi orang percaya merupakan suatu hal yang tidak menakutkan karena maut sudah dikalahkan oleh Yesus Kristus. Kemudian malaikat, pemerintah-pemerintah berbicara soal kekuatan supranatural dan kekuatan politik dunia. Dan daftar yang terakhir tercatat kuasa supranatural dan natural baik yang ada sekarang maupun yang akan datang tidak akan pernah memisahkan kita dari kasih Kristus. Kasih Kristus melebihi semuanya itu.

Rasul Yohanes, salah seorang murid yang terdekat dengan Yesus Kristus, pernah bersaksi dalam suratnya. Ia  mencoba mendefiniskan Allah kepada umat Kristen di perantauan. Ia berkata bahwa kasih itu berasal dari Allah dan kasih itu adalah Allah sedemikian mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Kasih Allah akan nyata apabila setiap orang saling mengasihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun