Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keuniversalan Sabat

22 Agustus 2021   00:04 Diperbarui: 22 Agustus 2021   00:20 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai makhluk sosial tidak ada cara lain bagi manusia untuk dapat membangun dan mempertahankan keutuhan keluarga dan pertemanan serta persaudaraan selain menginvestasikan quality time dengan mereka yang terdekat. Kesibukan dalam pekerjaan dapat menjadi satu halangan untuk adanya komunikasi yang sehat diantara anggota keluarga dan pasangan, tetapi dengan satu hari yang dikhususkan untuk membangun komunikasi dalam seminggu itu manusia memiliki kesempatan untuk saling membangun dan berkomunikasi dengan efektif sehingga tercipta ikatan yang kuat. Hal sederhana seperti menanyakan kabar sekolah anak-anak, kabar keluarga dekat atau mendengarkan curhat pasangan amat penting dalam menciptakan kedekatan yang pada akhirnya menciptakan produktivitas kerja.

  • Menghapus Perbudakan

Sabat memberi ruang bagi seluruh pekerja atau karyawan diseluruh dunia untuk mengambil waktu libur dan hal ini membuat perbudakan tidak mendapat tempat dalam hidup manusia. Kemerdekaan adalah hak asasi setiap manusia. Seorang budak tidak memiliki waktu libur melainkan terus menerus bekerja bagi tuan dan majikannya. Sabat menjadi satu bentuk penolakan akan perbudakan dalam diri manusia.

  • Sabat Sebagai Waktu Bersama Tuhan

Sabat sebenarnya mencerminkan tentang masa depan seluruh umat manusia yang ada di bumi. Mereka pasti menghadapi satu hari perhentian menghadap Tuhan baik itu untuk beristirahat bersama Dia di sorga atau menghadapi hari murka dan penghakiman Tuhan. Sabat selama manusia di bumi mengingatkan manusia untuk berlatih belajar mengingat adanya Tuhan serta mengasihi Dia dengan segenap hati dan pikiran agar dapat selama di bumi hidup dengan taat kepada Tuhan.

Keuniversalan konsep Sabat dalam peradaban dunia paska turunnya Hukum Taurat dapat menjadi perenungan kita bahwa Sabat mengungkap isi hati Sang Pencipta untuk kita tidak menjadi budak dari kesibukan pekerjaan. Sabat bukan soal agama atau hari tetapi suatu realita adanya hari perhentian. Seperti yang dikatakan penulis Shelly Miller bahwa Sabat bukan soal beristirahat secara sempurna tetapi beristirahat di dalam Tuhan yang sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun