Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku , sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku  dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku  dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu. Maria Magdalena  pergi dan berkata kepada murid-murid:  "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. (Yohanes 20:14-17)
Persekutuan Gereja-gereja Indonesia memilih tema "Berpaling kepada Sang Hidup" pada perayaan paskah tahun 2021 dengan nats terambil dari Injil Yohanes pasal 20:14-16 yang mengisahkan percakapan Yesus dengan Maria Magdalena sesaat setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati.
Umat Kristen secara khusus memaknai kebangkitan Yesus dari antara orang mati sebagai satu momen terbesar dalam perjalanan iman mereka, sebab misi kedatangan Kristus adalah hendak menebus dosa manusia dari kematian kekal melalui pengorbanannya di kayu salib tersebut.
Memaknai perayaan Paskah di tengah kondisi bangsa yang terlilit begitu banyak masalah mulai dari pandemi Virus Covid-19, isu radikalisme dan komunisme, angka kemiskinan yang terus merangkak naik, ekonomi yang lesu, tingkat kriminalitas yang tinggi justru harusnya "memaksa" semua elemen bangsa untuk mengambil waktu sejenak merenungi dan mencari solusi yang terbaik.
Maria Magdalena ketika dalam perikop di atas telah sampai pada suatu keadaan tanpa pengharapan. Maria putus asa, sendirian dan kebingungan. Yesus hadir dan memberi pengharapan sejati kepada-Nya. Pemimpin harus hadir dan menyapa yang dipimpinnya.
Kebangkitan Yesus dari dunia orang mati memberi teladan kepada kita, di tengah-tengah suatu keadaan dunia yang penuh dengan masalah, air mata, kelaparan, pertikaian dan konflik seperti sekarang, Allah mau hadir dan melawat umatnya.
Percakapan yang terjadi di kubur Yesus tersebut menjadi sebuah fakta sejarah yang perlu untuk kita peringati tahun demi tahun dan Yesus berpesan agar selalu mengingat bahwa Ia akan bangkit setelah penderitaan-Nya selesai.
Maria dalam kisah itu mendatangi kubur Yesus pagi-pagi sekali untuk menaruh rempah-rempah pada mayat Yesus. Ia tidak mengingat perkataan Sang Guru bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga itu.
 Maria yang terkejut ketika mendapati kubur batu itu telah terbuka dan ia melihat seperti ada bayangan berdiri di belakangnya, ia pun menoleh dan mendapati seseorang berdiri disana. Maria semakin bingung. Ia berkata kepada orang yang ia sangka pengurus makam itu dengan berkata yang sama yaitu tolong beritahu di mana mayat Yesus di letakan. Mata Maria baru terbuka ketika orang itu menyebut namanya, dia sadar bahwa itu adalah Yesus sendiri.Â
Maria lekas-lekas berlari-lari hendak memegang Yesus tetapi Ia mencegahnya seperti hendak berkata kalau Tuhan tidak hendak membiarkan Maria dalam keadaan yang sama ketika dulu bersama-sama dengan-Nya. Ia ingin agar Maria mengambil satu langkah yang radikal untuk keluar dari zona nyamannya dan kembali pada panggilan awal Yesus yaitu pergi dan memberitakan kabar baik Kebangkitannya. Maria Magdalena mengambil satu keputusan maha penting yaitu berpaling kepada Sang Hidup, ia mendapatkan kehidupan yang dicari oleh umat manusia yaitu Yesus Kristus yang bangkit dan hidup.