Bahasa Indonesia, sebagai sarana komunikasi, berperan besar dalam proses pembentukan
karakter siswa (Harlina dan Ratu Wardarita, 2020). Ketika siswa belajar untuk berbicara dan menulis
dengan baik, mereka tidak hanya mengasah keterampilan linguistik, tetapi juga mengembangkan
berbagai aspek karakter yang esensial, seperti kepercayaan diri, keberanian, dan empati (Handayani,
2023). Sebagai contoh, kegiatan berbicara di depan kelas atau berdiskusi tentang suatu topik
mengajarkan siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta mendengarkan dan menghargai
pendapat orang lain. Hal ini sangat penting karena komunikasi yang baik tidak hanya melibatkan
kemampuan menyampaikan pesan, tetapi juga kemampuan untuk memahami orang lain dan
berempati terhadap sudut pandang mereka. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa juga
belajar untuk mengelola emosi dan berperilaku etis dalam interaksi sosial. Ketika siswa terlibat dalam
berbagai bentuk ekspresi lisan maupun tulisan, mereka didorong untuk berpikir lebih kritis dan
reflektif terhadap apa yang mereka katakan atau tuliskan. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa
Indonesia berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai moral yang akan membentuk karakter siswa,
seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa saling menghormati. Ini adalah langkah awal yang
penting dalam menciptakan individu yang tidak hanya pandai berbahasa, tetapi juga memiliki dasar
moral yang kuat.
Bahasa Indonesia juga berperan dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan
terhadap budaya Indonesia (Widyatama & Suhari, 2023). Melalui pembelajaran bahasa Indonesia,
siswa diperkenalkan dengan kekayaan sastra, sejarah, dan kebudayaan Indonesia yang dapat
memperdalam pemahaman mereka tentang identitas nasional. Misalnya, dengan membaca karya
sastra Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur, siswa dapat belajar tentang perjuangan,
kebijaksanaan, dan semangat nasionalisme yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Proses ini
mengajarkan siswa untuk menghargai keberagaman budaya Indonesia dan merasa bangga menjadi
bagian dari bangsa yang memiliki sejarah dan kebudayaan yang kaya. Pembelajaran bahasa Indonesia
yang berbasis pada budaya lokal juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal dan
melestarikan warisan budaya daerah mereka (Mulyani et al., 2024). Ini sangat penting karena
pemahaman terhadap budaya lokal memperkuat rasa identitas dan koneksi siswa terhadap tempat asal
mereka, serta membantu mereka untuk lebih memahami peran mereka dalam masyarakat Indonesia
yang multikultural.
Supaya pembelajaran bahasa Indonesia dapat maksimal dalam membentuk karakter siswa,
pendekatan yang digunakan harus bersifat aktif dan partisipatif. Metode seperti diskusi kelompok,
permainan peran, dan penulisan kreatif sangat efektif untuk mendorong siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kreativitas mereka (Inayah & Sya, 2022). Diskusi kelompok, misalnya,
memungkinkan siswa untuk mengemukakan ide, mendengarkan pendapat teman-teman mereka, dan
belajar untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Sementara itu, permainan peran dapat
mengajarkan siswa bagaimana berempati dengan orang lain, memahami perasaan dan perspektif
mereka, serta melatih keterampilan berbicara di depan umum dengan cara yang menyenangkan.
Kegiatan ekstrakurikuler seperti lomba pidato, teater, atau debat juga sangat membantu dalam
mengasah keterampilan berbicara siswa. Melalui lomba pidato atau debat, siswa belajar untuk
berbicara dengan percaya diri, mengorganisasi ide dengan baik, dan mengemukakan pendapat dengan
jelas dan logis. Kegiatan-kegiatan ini bukan hanya melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga
membangun rasa percaya diri, keberanian, dan kemampuan berpikir kritis. Dengan pendekatan yang
tepat, pembelajaran bahasa Indonesia dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam membentuk
siswa yang tidak hanya mahir berbahasa, tetapi juga memiliki karakter yang matang.
Kesimpulan
Pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar memainkan peran yang sangat
penting dalam pembentukan karakter siswa. Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat
komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial dan moral yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa Indonesia, siswa tidak hanya belajar untuk
berbahasa dengan baik, tetapi juga memahami nilai-nilai kebangsaan, budaya, dan etika yang akan
membentuk mereka menjadi individu yang berkarakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H