Adu domba atau naminah adalah perbuatan tercela karena lisan, namimah dapat menimbulkan permusuhan antara seseorang dengan orang lainnya. Pengadu domba, diibaratkan seperti orang bertopeng yang bermuka dua.
Jika berbicara tentang lisan, lisan adalah suatu tindakan yang harus dijaga sebaik-baiknya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya hadits no. 6474 dari Sahl bin Sa'id bahwa Rasulullah bersabda:
Â
"Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga".
Menurut hadits tersebut hendaknya kita bisa lebih berhati-hati dalam menjaga lisan kita. Salah satu bahaya nya lisan jika dijaga adalah perbuatan namimah. Jika kita tidak bisa menjaga dan melakukan namimah bagaimana kita mendapat masuk surga nya Allah?
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari perbuatan namimah secara disengaja maupun tidak disengaja sering terjadi, seperti si A mengatakan kepada si B yang membuat si C menjadi tidak suka kepada si B, baik itu perkataan dusta maupun perkataan benar. Sebaliknya, si A juga mengatakan kepada si C yang membuat si B tidak suka. Seseorang bisa jadi sangat mudah melakukan naminah, bahkan ia menganggapnya hal kecil dan biasa padahal hal tersebut adalah dosa besar dan sangat berbahaya.
Bagaiman cara menghindari perbuatan namimah?
Tenang teman-teman semuanya, tidak ada yang terlambat untuk memulai hal yang baik. Karna Allah selalu bersama hambanya bagi hambanya yang ingin berada dijalan yang lurus. Banyak hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari perbuatan namimah, seperti:
- Perbaiki hati dan berusaha berprasangka baik kepada orang. Sifat namimah merupakan timbulnya hasad dalam hati. Hendaknya kita tidak memiliki sifat (dengki) dalam diri kita. Karna sesungguhnya sifat hasad adalah perbuatan tercela yang dibenci oleh Allah SWT.
- Menghindari perkumpulan yang menimbulkan pergunjingan. Awal mula adanya adu domba saat kita terpancing mempunyai teman yang diajak bicara. Terlebih lagi jika didalam perkumpulan tersebut didasari dengan lingkungan yang tidak baik.
- Memilah teman. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda, "Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang saleh dan orang yang buruk, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu, engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak sedap." (HR. Imam Bukhari). Hadist tersebut bermakna saat mempunyai teman yang akhlaknya baik tentu kita dapat terpengaruh dalam sifat baik tersebut.
Berusaha dan bersungguh-sungguhlah untuk menjaga lisan dan menahannya dari perkataan yang tidak berguna, apalagi dari perkataan yang karenanya saudara kita tersakiti dan terdzalimi. Bukankah mulut seorang mukmin tidak akan berkata kecuali yang baik? Semoga Allah Ta'ala selalu melindungi kita dari kejahatan lisan kita dan tidak memasukkan kita ke dalam golongan manusia yang merugi di akhirat dikarenakan lisan yang tidak terjaga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H