Mohon tunggu...
Maharani Ayuanindita
Maharani Ayuanindita Mohon Tunggu... -

blessed and bizarre / in the middle of finding out life, and who I really am

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kehidupan Dalam Perbedaan pada Film ?

17 Mei 2015   23:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak orang yang berkata bahwa film “?” karya Hanung Bramantyo ini menuai berbagai kontroversi akibat tema yang diangkatnya, yaitu agama, yang hingga kini merupakan topik sensitif dan bahkan bagi beberapa orang masih dianggap tabu. Sebagai seseorang yang sangat terbuka terhadap perbedaan, saya pun tertarik untuk menonton film yang dirilis tahun 2011 silam ini. Namun ternyata, film ini tidak sesuai ekspektasi saya. Tidak, saya tidak kecewa, hanya saja film ini tidak berjalan sesuai dengan apa yang saya antisipasikan.


Secara garis besar, film ini mengangkat kehidupan suatu masyarakat, di mana orang-orang di dalamnya menganut agama Islam, Katholik atau Buddha. Film ini memaparkan kehidupan sehari-hari masyarakat Pasar Baru (yang nantinya menjadi Pasar Soleh). Setiap orang memiliki konfliknya masing-masing, seperti Rika yang memilih untuk berpindah agama, Soleh yang merasa gagal sebagai seorang ayah, suami serta kakak, Ping Hen atau Hendra yang kesulitan menentukan jalannya, Surya yang ingin menjadi sesuatu yang lebih besar, serta Menuk yang kerja di restoran milik mantan kekasihnya. Tidak ada yang begitu spesial dari konflik-konflik yang dialami tokoh ini, hanya permasalahan yang biasa kita temukan di kehidupan sehari-hari. Film ini juga menggambarkan toleransi serta percekcokan antar umat beragama di masyarakat ini. Lagi-lagi, tidak ada yang begitu spesial. Segala konflik yang ditonjolkan juga bagi saya kurang mendebarkan dan biasa saja. Secara keseluruhan, saya tidak menemukan bagian yang berkesan bagi saya.


Yang saya sukai dari film ini adalah penggambaran latar serta tokohnya. Latar tempat yang diambil yaitu pada sebuah perkampungan sangat tidak neko-neko dan, walau tidak mewah, enak dilihat karena kesederhanaannya. Para aktor maupun aktris juga dapat memerankan setiap peran dengan baik, dengan akting yang sewajarnya dan tidak berlebihan seperti sinetron-sinetron di TV zaman sekarang. Secara estetika film ini saya berikan poin yang tinggi karena dapat mendepiksikan keindahan pada sebuah tempat yang sangat sederhana.


Ada beberapa hal pula yang dapat saya pelajari dari film ini, seperti betapa pentingnya toleransi antar umat beragama demi kesejahteraan dan kedamaian hidup bersama. Walaupun berbeda keyakinan, terhadap sesama manusia kita tidak boleh apatis, apalagi meremehkan atau menjelek-jelekkan agama lain. Saya juga belajar untuk tidak mudah memberi stereotip pada sebuah kelompok mayoritas berdasarkan ulah minoritasnya. Saya juga menyukai kutipan dari Al-Qur’an dan Alkitab serta perkataan Buddha yang dipampangkan pada akhir film.


Namun, saya kurang melihat aspek hiburan pada film ini. Apabila Anda sedang mencari film hanya untuk senang-senang saja, saya tidak merekomendasikan film ini, karena cenderung monoton dan kurang menggelitik. Menurut saya, film ini kurang dapat membuat penontonnya penasaran dan ingin menonton film ini dari awal hingga akhir. Sebagai seseorang yang tidak mudah terpukau, saya dapat dengan mudah mengakui bahwa film ini tidak memukau saya. Namun saya tidak akan memungkiri bahwa saya menikmati film ini.


Untuk Anda yang belum pernah menonton film ini dan berhasil saya buat penasaran, Anda bisa segera mencari film ini atau membaca tentangnya di berbagai sumber di Internet.


Manusia adalah sama dan berorientasikan pada satu Tuhan, namun manusia sendiri-lah yang membedakan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun