Mohon tunggu...
Ayu Andriani
Ayu Andriani Mohon Tunggu... Guru - Extraordinary spirit

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Hutan

25 Maret 2022   14:26 Diperbarui: 25 Maret 2022   14:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asap kelabu kembali membubung
Menari-nari hingga mencapai langit
Warna merah lamat-lamat menjelma, berkobar,
Menafsirkan nafsu manusia yang menyala-nyala

Kami hanya bisa menatap sendu
Menangis pilu
Bertanya-tanya apakah sebentar lagi
nyala merah itu menghampiri kami?
Membungkus tubuh-tubuh kami
Hingga menjadi seonggok abu

Wahai manusia,
Apakah tiada belas kasihmu pada kami?
Mengapa kau ubah warna hijau kami
Menjadi hitam pekat berjelaga?
Bukankah kami telah menjadi penjaga
Dari murkanya tanah terhadapmu?

Kami berduka
Kami terluka
Kami merintih
Tapi suara kami, ditelan kobaran merah yang kau ciptakan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun