Asap kelabu kembali membubung
Menari-nari hingga mencapai langit
Warna merah lamat-lamat menjelma, berkobar,
Menafsirkan nafsu manusia yang menyala-nyala
Kami hanya bisa menatap sendu
Menangis pilu
Bertanya-tanya apakah sebentar lagi
nyala merah itu menghampiri kami?
Membungkus tubuh-tubuh kami
Hingga menjadi seonggok abu
Wahai manusia,
Apakah tiada belas kasihmu pada kami?
Mengapa kau ubah warna hijau kami
Menjadi hitam pekat berjelaga?
Bukankah kami telah menjadi penjaga
Dari murkanya tanah terhadapmu?
Kami berduka
Kami terluka
Kami merintih
Tapi suara kami, ditelan kobaran merah yang kau ciptakan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI