Mohon tunggu...
Ayu Dyah Pratiwi
Ayu Dyah Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

A seven-years experienced poet with excellent writing skills, story telling, copy writing, creative thinking, attention to details, and good taste.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kreativitas Manusia vs. Kreativitas AI dan Kaitannya dengan Teori Derrida

7 Januari 2025   00:40 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:40 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI VS Human Creativity (Source: Pinterest)

Di era digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah merambah hingga ke aspek kehidupan, termasuk dunia seni dan kreativitas. AI sendiri memiliki kemampuan untuk menghasilkan karya seni, musik, dan tulisan, yang akhirnya memicu perdebatan mengenai batasan antara kreativitas manusia dan mesin. Artikel ini akan membahas mengenai kontroversi tersebut dan mengaitkannya dengan teori Jacques Derrida, yakni tokoh filsuf kontemporer Prancis yang dianggap sebagai pengusung tema dekonstruksi di dalam filsafat pascamodern.

Kreativitas Manusia vs. Kreativitas AI

Kreativitas pada dasarnya dianggap sebagai domain eksklusif manusia, melibatkan emosi, intuisi, dan pengalaman pribadi. Namun, dengan kemajuan AI, mesin kini mampu menghasilkan karya yang meniru atau bahkan menyaingi hasil kreativitas manusia. Misalnya, AI dapat menciptakan lukisan, komposisi musik, dan puisi yang sulit dibedakan dari karya manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah AI benar-benar kreatif, atau sekadar meniru pola yang ada?

Menurut sebuah artikel di Universitas Telkom, kehadiran AI dalam seni dianggap sebagai gebrakan revolusioner yang mengubah paradigma kreativitas manusia. AI dapat menjadi alat bantu yang mendukung proses seni, membuka peluang bagi kolaborasi antara manusia dan mesin.

Pandangan Derrida: Dekonstruksi Kreativitas

Jacques Derrida adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal dengan gagasannya tentang dekonstruksi, sebuah pendekatan filosofis yang bertujuan untuk membongkar struktur-struktur pemikiran yang selama ini dianggap mapan. Salah satu fokus utama Derrida adalah menantang konsep oposisi biner, seperti manusia vs. mesin, benar vs. salah, atau kreator vs. alat. 

Dalam dekonstruksi, Derrida menunjukkan bahwa oposisi biner ini sering kali menyembunyikan hierarki, di mana salah satu pihak dianggap lebih superior daripada yang lain. Dalam konteks kreativitas manusia dan AI, pendekatan ini mengajak kita untuk mempertanyakan apakah perbedaan yang diciptakan antara keduanya benar-benar setegas yang kita bayangkan.

Kontroversi dan Tantangan

Meskipun AI menawarkan potensi besar dalam dunia seni, ada beberapa kontroversi dan tantangan yang perlu dipertimbangkan:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun