Mohon tunggu...
Ayu Agustina
Ayu Agustina Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Saya seorang guru Sosiologi di SMA N 1 Karangdowo. Hobi saya menyanyi, traveling.Passion di bidang pendidikan, membersamai murid dan anak-anak, kuliner, sosial, budaya, entertaimen, dan humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.2.a.8. Pembelajaran Sosial Emosional, Ayu Agustina CGP Angkatan 7 Prov JATENG

6 Maret 2023   03:59 Diperbarui: 6 Maret 2023   04:08 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Sebelum mempelajari modul ini, saya berfikir bahwa sebagai seorang pendidik saya sudah menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid, yang memfokuskan pada keterampilan aspek kognitif maupun intelegensi pada murid yang sesuai dengan bakat serta minat murid dan mempertimbangkan profil belajar murid. Sehingga harapannya mampu mewujudkan lulusan yang berprestasi dan unggul secara akademik serta menuntun kodrat seorang murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. tetapi setelah mempelajari modul 2.2.a.8 mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) ternyata konsep pemahaman saya selama ini salah. Sebagai seorang pendidik kita hendaknya juga memerapkan pembelajaran sosial emosial untuk  melatih murid agar dapat memahami, mengolah, dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada diri murid agar sukses, memiliki kesadaran diri, mampu memanajemen diri, memiliki kesadaran sosial membangun hubungan relasi dengan orang lain, menyelesaikan masalah sehari-hari dan mampu mengambil keputusan yang bertanggungjawab. Hal ini penting dilakukan agar seorang murid dapat beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan. Selama ini guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran hanya memberikan ruang belajar saja tidak cukup. Kecerdasan emosional tidak kalah penting dibandingkan kecerdasan intelegensi.  Dengan keterampilan sosial emosional, harapannya seorang murid mampu bersosialisasi dengan orang lain dan mampu survive ditengah arus perubahan zaman sehingga memiliki kesadaran penuh (mindfulness) dan menjadi wellbeing student.
    • Berkaitan dengan  kebutuhan belajar dan  lingkungan yang aman dan nyaman untuk menfasilitasi seluruh siswa di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejateraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain:

      - Pertama adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja

      CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

      • Kesadaran Diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
           Manajemen Diri adalah  kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku
        diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi
                   Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda
           Keterampilan Berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan
        hubungan-hubungan yang sehat dan suportif
                   Pengambilan  Keputusan  yang  Bertanggung  Jawab  adalah   kemampuan  untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam   mempertimbangkan   standar-standar   etis   dan   rasa   aman,   dan   untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

        - Kedua adalah tentang pemahaman   konsep kesadaran penuh   (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan    Emosional    (KSE) serta bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator,   yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam   praktek mengajar guru dan kurikulum    akademik,         penciptaan    iklim    kelas    dan    budaya    sekolah,    dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

    • Pengajaran      eksplisit      adalah      Implementasi      PSE      dengan      pengajaran eksplisit    memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan,   melatih,   dan   berefleksi   tentang       kompetensi   sosial   dan emosional       dengan   cara   yang   sesuai       dan   terbuka   dengan   keragaman budaya.   Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler   dan   ekstrakurikuler.       Pendidik   dapat   menggunakan   berbagai proyek,  acara atau  kegiatan sekolah  yang rutin  untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.
         integrasi   dalam      praktek   mengajar   guru   dan   kurikulum   akademik   :   Untuk
      mengintegrasikan  KSE  dalam  praktek mengajar  guru  dan  kurikulum  akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani
         penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah adalah Salah satu upaya mengubah
      lingkungan sekolah (iklim kelas dan sekolah), adalah melalui praktik guru dan gaya interaksi mereka dengan murid, atau dengan mengubah peraturan dan harapan sekolah
         Penguatan   kompetensi sosial dan emosional   pendidik dan tenaga kependidikan
      (PTK) di sekolah dapat melalui langkah -- lagkah yaitu Memodelkan (menjadi teladan)
      , Belajar, dan berkolaborasi
      -  Ketiga adalah kesejahteraan psikologis [well-being] adalah kondisi individu yang meiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.


  • Perubahan yang saya terapkan di kelas pada anak didik : Saya akan menerapkan pembelajaran sosial emosional di kelas yang akan saya integrasikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran serta bersinergi dengan tujuan akademisi. Pengajaran terhadap materi akan lebih bermakna dengan membangun konsep mindfulness pada diri seorang murid. Sehingga tidak hanya mampu cerdas secara intelegensi akan tetapi juga memiliki kecerdasan secara sosial dan emosional. Jika seorang murid mampu mengelola kecerdasan sosial emosionalnya mampu mengambil keputusan yang bertanggungjawab atas dirinya, serta menerapkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi murid yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid.


  • Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat: Saya akan menyosialisasika Pembelajaran sosial emosional kepada rekan sejawat, mengajak rekan sejawat serta dapat memotivasi untuk menerapkannya dikelas. Menumbuhkan konsep pemikiran bahwa pembelajaran dikelas tidak hanya fokus pada penguasaan secara akademik saja, melainkan pentingnya melatih kesadaran sosial emosional pada murid, agar memiliki kesadaran penuh (mindfulness). Sebelum menerapkan didalam pembelajaran saya akan mengajak rekan sejawat untuk Bersama-sama mampu mengelola emosional pada saat menghadapi perilaku setiap murid. Karena setiap pribadi tentunya memiliki latar belakang, profil belajar yang berbeda-beda.  Dengan penguatan PSE pendidik   mampu memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid, dan mengelola kecerdasan sosial emosional murid, sehingga memiliki konsep pemikiran yang kritis, lebih matang dalam berfikir, memperhatikan aspek sosial, berempati dengan situasi dan kondisi dilingkungan sekitar serta memiliki kesadaran penuh (mindfulness) sehingga murid menjadi pribadi yang berilmu, bermoral dan bermartabat dan mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing student).


  • Modul Pembelajaran Sosial Emosional memiliki keterkaitan dengan modul- modul sebelumnya. Dengan penerapan pembelajaran Sosial Emosional ini harapannya seorang pendidik mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman nyaman bagi murid, dengan mengelola kesadaran penuh (mindfullness) pada murid. Selain itu melalui pembelajaran sosial emosional ini guru mampu menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid yang mencakup kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid sehingga mampu memberikan pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal ini juga diharapkan mampu mewujudkan visi guru penggerak serta terciptanya budaya positif dilingkungan sekolah. Nilai dan peran seorang guru penggerak disini juga mampu mendukung terwujdunya wellbeing.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun