Mohon tunggu...
Ayu Wulandari
Ayu Wulandari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jangan pernah putus asa dengan sakit hatimu saat ini. Allah tidak akan mengingkari janjinya bahwa barangsiapa yang ikhlas kehilangan miliknya karena Allah tidak ridho, maka Allah akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Curhat: Botol-botol Impian di Semester Dua

28 Juli 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu”

(Arai, Tetralogi Laskar Pelangi)

Semester dua telah berlalu. Selama satu semester itu, botol-botol impian saya telah menjalani nasibnya masing-masing. Ironisnya, saya banyak tidak fokus pada semua impian saya dan tidak melepaskan hal-hal yang kurang penting. Selama ini saya hanya ingin agar setiap pilihan itu terbuka, namun justru membuat saya menghadapi banyak rintangan sebab pengambilan keputusan yang saya lakukan menjadi semakin rumit.

Ibarat pemain sirkus yang memutar banyak botol-botol dengan tangannya, maka botol-botol itu ibarat botol-botol impian saya yang harus saya putar dan jangan sampai terjatuh. Namun beberapa dari botol-botol impian tersebut tetap saja ada yang terjatuh sehingga gagal untuk terwujudkan.

Pada semester 2 ini botol-botol impian yang berhasil saya putar dan tak terjatuh adalah:

-Sekitar bulan Februari alias akhir semester satu dan awal dari semester 2, alhamdulillah saya berhasil mendapat IPK Cumlaude (3,91). Subhanallah, benar-benar anugerah luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT.

-Bulan Februari, alhamdulillah saya menjadi salah satu delegasi untuk mewakili UMP  menjadi Participant The 2012 Asian English Olympics dalam cabang debat di Bina Nusantara University. Subhanallah, benar-benar pengalaman yang menyenangkan bisa bertemu sosok-sosok yang hebat dan luar biasa dari berbagai macam negara.

-Bulan Maret, alhamdulillah saya menjadi juara 1 Speech Contest ESA Carnival dalam tema “What’s English to You?”

-Bulan Maret, alhamdulillah saya menjadi juara 1 cabang penulisan cerpen pada Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Universitas (PEKSIMITAS) dengan cerpen berjudul “Anak-anak Tapal Batas”.

-Bulan Mei, alhamdulillah saya bersama mbak Mulasih menjadi delegasi UMP untuk cabang penulisan cerpen dalam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Daerah Propinsi Jawa Tengah.

-Bulan Mei, alhamdulillah saya lolos seleksi teatrikal Becoming Excellent Student Training (BEST) 2012 dan menjadi co-fasilitator BEST 2012. Luar biasa sekali, saya hampir gagal ikut seleksi karena pada saat seleksi tersebut dilaksanakan saya sedang berjuang dalam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Daerah, namun ternyata Allah memberikan saya kesempatan untuk mengikuti seleksi susulan sesaat setelah pulang dari Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Daerah.

Seberapapun indahnya impian saya, jauh lebih indah rencana Allah untuk saya. Alhamdulillah, ini adalah pencapaian yang sangat berarti dalam usia saya yang ke 18 tahun ini. Ketika saya menargetkan usia 20 tahun adalah usia emas saya akan dimulai, Allah berkenan memberikan saya kesempatan untuk memulai usia emas di umur 18 tahun. Terima kasih banyak ya Allah, terima kasih juga kepada orang tua saya, saudara-saudara, teman-teman seperjuangan, serta dosen-dosen saya yang tak pernah lelah memompakan bergiga byte semangat untuk saya. Without all of you, I am nothing.

Di sisi lain, inilah botol-botol impian saya yang tak mampu saya kendalikan dan terlepas dari genggaman saya.

-Bulan Februari, delegasi kami gagal melaju ke final The 2012 Asian English Olympics. Ya mungkin kegagalan adalah tanda tidak cukupnya kekuatan, maka kesungguhan adalah nama keharusannya.

-Bulan Mei, saya kalah dalam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Daerah Propinsi Jawa Tengah. Walaupun telah berjuang menulis selama berjam-jam, namun saya belum ditakdirkan untuk berhasil. Mungkin kegagalan adalah tanda tidak tepatnya arah, maka penyesuaian adalah nama perjalanannya.

-Impian saya untuk pergi ke Mataram, Nusa Tenggara Barat secara gratisan dalam rangka melaju di Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional pun gagal karena jelas saya sudah kalah di tingkat Propinsi. Nampaknya kegagalan adalah tanda akan adanya jaminan keberhasilan, dan iman adalah nama keyakinannya.

-Bulan Juli, baru 6 nilai mata kuliah yang keluar. 4 nilai A, dan 2 nilai B+. Namun nampaknya IPK saya akan turun drastis. Saya merasa sedikit menyesal karena saya lengah walaupun saya juga telah berusaha melakukan yang terbaik. Perasaan kecewa pastinya ada, tapi tak apalah sekali-kali gagal. Sukses itu penting, tapi bersyukur jauh lebih sukses.  Di kelas memang banyak teman-teman saya yang excellent dan mengalami peningkatan yang luar biasa. Semoga semangat juang teman-teman saya di kelas dapat membuat saya terpacu untuk bisa terus berjuang seperti mereka.  Mungkin kegagalan adalah tertundanya sebuah keberhasilan, oleh karena itu kesabaran adalah nama penantiannya. Mungkin kegagalan adalah tanda tidak cukup baiknya cara, sehingga peningkatan adalah nama pelatihannya. Nonsense jika ada prestasi tanpa kerja keras dan disiplin.

-Untuk kehidupan percintaan, no comment. Memang saya berharap saya bisa mewujudkan impian saya yang berada di nomor 89 dari 100 impian yang saya tulis, yaitu “Mempunyai seorang pasangan dari suku TENTARA”.

Saya berharap impian tersebut terwujud agar benar-benar ada seorang perwira alias pemimpin militer di keluarga baru yang akan saya bentuk nantinya. Hal ini disebabkan karena faktor keturunan keluarga berseragam. Saya ingin keluarga baru saya nantinya tetap dipimpin oleh karakter-karakter yang sangat disiplin, tegas, dan bertanggung jawab seperti sosok orang tua saya dan kakek saya.

Sangat mustahil untuk diwujudkan memang dan kalau pada akhirnya tak terwujudkan ya sudahlah, mungkin memang bukan jodoh. Jodoh sudah ada yang mengatur. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya. Sudah diatur. Bukan diatur dengan siapa, tapi diatur dengan kepantasannya. Nampaknya saat ini mengerjakan rencana-rencana secara optimal akan menyenangkan daripada memikirkan hal tersebut. Semoga saja perjuangan saya nantinya bisa mendatangkan Mr.Right yang saya cari.

Nampaknya, sekarang saya harus menerapkan apa yang ada dalam buku 5 cm, yaitu “Letakkan impianmu 5 cm di depanmu, biarkan ia menggantung, dan bawa setiap hari dimanapun kamu berada agar kamu selalu melihatnya. Setelah itu yang kamu perlukan hanyalah kaki yang melangkah lebih jauh dari biasanya, tangan yang bekerja lebih banyak dari biasanya, kepala yang sering melihat ke atas, hati yang bekerja lebih keras, dan mulut yang lebih sering berdoa”.

Fabi’ayyi ala’i rabbikuma tukazziban, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman-13)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun