Mohon tunggu...
ayu rafika
ayu rafika Mohon Tunggu... -

Indonesian

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hukum Mati Para Koruptor

24 November 2013   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin
para pembaca akan kaget saat membaca judul artikel ini. Tapi inilah salah satu
harapan saya untuk negara Indonesia ini. Belakangan, semakin banyak saja berita
tentang paar koruptor yang mondar-mandir di layar televisi. Keadaan Indonesia
yang sudah parah, semakin bertambah parah dengan adanya para koruptor.

Setelah
mencuri uang negara yang jumlahnya tidak sedikit, mereka dipenjara. Memang mereka dipenjara beberapa tahun, tapi apa akhirnya mereka malah mendapatkan
grasi (pengurangan masa tahanan). Tidak hanya itu, bahkan beberapa koruptor
malah bisa hidup dengan enak layaknya hotel dipenjara. Masih bisa terima gaji
dan keluar masuk penjara seenaknya. Ini semakin tidak memberikan efek jera pada
para koruptor. Penegakan hukum yang lemah di Indonesia sangat jelas terlihat disini. Diluar negeri, hukuman untuk para koruptor sangatlah adil dan pantas mereka terima. Di Inggris para korupor ditembak mati. Di Amerika mereka ditembak seratus kali. Di malaysia mereka langsung digantung.

Hampir sama dengan Malaysia, di Cina para koruptor digantung dihadapan banyak

orang. Namun lebih dari itu mereka juga dimiskinkan. Menurut saya pribadi, saya
sangat setuju denagn hukuman para koruptor di Cina. Ini sangatlah pantas mereka
terima.Coba bandingkan dengan hukuman yang diberikan untuk para koruptor di Indonesia. Mereka tidak dipotong tangannya
seperti para koruptor di Arab, tapi malah masa tahanan mereka yang dipotong.
Hukum di Indonesia ini terlalu baik atau malah terlalu bodoh?

Lantas
kenapa hukuman mati tidak diterapkan di Indonesia? Jawaban saya adalah karena
jika hukuman itu diterapkan, penduduk di indonesia terutama para pejabat akan berkurang
drastis. Karena dihukum mati oleh peraturannya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun