Mohon tunggu...
ayu_n
ayu_n Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Belajar Melalui Bermain

15 Maret 2017   09:10 Diperbarui: 15 Maret 2017   18:00 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia anak adalah: dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktifitas bermain. Filsuf yunani, plato, merupakan orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dan bermain.  Anak-anak akan lebih muda mempelajari aritmatika melalui situasi bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermaindiartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengetian, dan dapat mengembangkan imajinasi anak.

            Secara bahasa bermain diartikan sebagai suatu aktifitas yang langsung atau sepontan, dimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda disekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira), atas inisiatif sendiri. Menggunakan daya khayal (imajinatif), menggunakan pancaindra, dan seluruh anggota tubuhnya.

Banyak konsep dasar yang dapat dipelajari anak melalui aktifitas bermain. Pada usia persekolahan, anak perlu menguasai berbagai konsep dasar tentang warna, ukuran, bentuk, arah, besar, dan sebagainya. Konsep dasar ini pasti akan lebih mudah diperoleh anak melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain jika ditinjau dari sumber kegembiraannya, dibagi menjadi dua, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Sedangkan,  jika ditinjau dari aktivitasnya, bermain dapat dibagi menjadi empat, yaitu bermain fisik, bermain kreatif, bermai imajinatif, dan bermain manipulatif. Jenis bermain tersebut juga merupakan ciri bermain pada anak usia sekloah dengan menekankan permainan dengan alat (balok, bola, dan lain sebagainya) dan drama.

Bermain dapat dilakuakan:

Untuk dapat mendukung anak bereksplorasi dengan mainannya guru perlu memperhatikan densitas (density)dan intensitas(intensity)sensorimotor, (main peran, main pembangunan) yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak. Adapun intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun.

Semoga bermanfaat


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun