Mohon tunggu...
Ayu Mellisa
Ayu Mellisa Mohon Tunggu... mahasiswa -

art lover, music maniac, philosophy seeker, beatlemania, out of the box

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

OM = Mutlak

14 Januari 2011   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:36 4821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12949924001229123023

Om, kata ini mungkin muncul ketika kita memanggil orang yang lebih tua dari kita, ya gampangnya istilah ini adalah sebutan lain untuk paman. Tapi kali ini saya gak akan bicara om dengan maknanya sebagai paman. Kali ini saya akan membahas om atau aum sebagai salah satu simbol keagamaan Hindu. (by the way, tampaknya saya addicted to Hinduism symbol )

Awalnya saya gak tahu kalau ada simbol Om ini. Saya baru tahu ketika simbol ini muncul di tengah-tengah obrolan saya dengan salah satu senior saya. Kala itu kami bercerita mengenai bentuk-bentuk yang bagus untuk dijadikan tatto dan om ini hadir sebagai salah satu alternatif. Ketidaktahuan saya akan simbol ini memaksa saya untuk mencari bantuan dan akhirnya saya mendatangi Mbah Google. Saya kemudian diantarkan ke rumah Paman Wikipedia agar lebih jelas.

Langsung saya mendapatkan jawaban atas rasa penasaran saya. Terkejut dan tampang bengong langsung muncul. Saya baru sadar kalau saya seriing sekali mendengar bahkan mengucapkan simbol ini. “Om swastiastu....” Yaph, ternyata simbol ini begitu dekat dengan kehidupan kita. Kalau diantara anda merupakan pecinta meditasi atau yoga, pasti kata ini muncul menemani aktifitas penenangan diri ini.

Tidak heran, simbol ini memiliki makna yang sangat dalam dan membuat saya merinding. Ternyata om ini menjadi perlambangan bagi Brahman, salah satu dewa suci Hindu yang dianggap sebagai sumber dari segala sesuatu yang ada dan simbol om ini membantu kita untuk mengetahui apa yang ada tersebut. Secara umum, Om berarti lambang mutlak dan menjadi konsep yang paling mendalam dalam kepercayaan Hindu.

Memang sedikit sulit untuk memahaminya, tapi dlam kehidupan sehari-hari terutama bagi pemeluk Hindu, om begitu dekat. Orang-orang Hindu mengawali hari, pekerjaan, perjalanan mereka dengan mengucapkan om. Simbol om dijumpai pula dalam kop surat, liontin perhiasan, atau bahkan tattoo. Uniknya, ketika seorang bayi lahir, simbol om ini akan dituliskan ke lidah si bayi dengan madu dan hal ini menjadi simbol kesalehan sepanjang hidup si bayi.

Om juga bisa dimaknai sebagai musik yang melampaui batas-batas perbedaan. Musik ini merupakan hasil dari penggabungan tiga huruf sansekerta yang menciptakan kata om, yaitu aa, au, dan am. Hal ini dipercayai sebagai suara dasar dunia yang akhirnya menjadi mantra atau doa tersendiri. Jika kata om diucapkan dengan intonasi yang benar maka akan muncul getaran dalam diri kita yang akan menghasilkan kedamaian dan harmoni. Jika ia mengucapkan om dan berpikir akan keabadian Tuhan, maka ia sendiri akan merasakan apa yang disebut keabadian tersebut.Yaa, maka tidak heran, kalau seseorang sedang bermeditasi, maka kata ini akan diucapkan.

Begitu “beratnya” berbicara tentang om tapi jujursaja saya sangat tertarik dengan pemikiran tentang om ini. Bayangkan saja, jikalau orang-orang di dunia ini memaknai om ini dan terciptalah harmoni, mungkin yang namanya perang tidak ada lagi,ya...

Om swastiastu....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun